Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BI Sulut Ingatkan Tekanan Inflasi akan Meningkat Jelang Lebaran

BI memandang perlu ada langkah antisipasi menghadapi Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada akhir Mei.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Charles Komaling
NET
Inflasi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, memasuki Bulan Mei 2020, tekanan inflasi akan kembali meningkat.

Untuk diketahui, Kota Manado mencatat deflasi 0,21 persen di Bulan April 2020. Dengan demikian, angka inflasi tahunan Sulut sejauh ini 2,68 persen yang masih berada di tentang target inflasi nasional 3 persen plus minus 1 persen.

Tekanan inflasi, lanjutnya, terutama dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau baik di Manado maupun Kotamobagu.

"Meski cenderung deflatif, kenaikan harga-harga komoditas hortikultura sudah mulai terlihat di Manado dan diperkirakan semakin kuat seiring peningkatan permintaan," ujar Arbonas, Rabu (06/05/2020).

Karena itu, BI memandang perlu ada langkah antisipasi menghadapi Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada akhir Mei.

"Meskipun demikian, terdapat potensi stagnasi harga seiring dengan adanya pembatasan aktivitas sosial sebagai langkah penanggulangan Covid-19," jelasnya.

Pembatasan aktifitas tersebut menahan terjadinya transaksi ekonomi meskipun terdapat peningkatan permintaan.

Katanya, fenomena ini tidak baik dan berpotensi meningkatkan tekanan inflasi bila ditransmisikan pada disinsentif bagi petani untuk produksi.

Memandang fenomena tersebut, di tengah potensi tekanan inflasi pada periode setelah wabah Covid-19 dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan, perlu diberi perhatian terhadap perkembangan inflasi.

Ia bilang, TPID, baik provinsi maupun kabupaten kota. TPID provinsi dan kota bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk mengembangkan mekanisme belanja di pasar tradisional dengan memanfaatkan teknologi menggunakan smartphone.

"Dengan pengembangan mekanisme ini, masyarakat diharapkan mampu mengubah pola belanja di pasar tradisional dari offline menjadi online," katanya.

Dengan pengenalan dan penerapan pola tersebut diharapkan kuantitas permintaan komoditas strategis di pasar tetap terjaga sehingga petani tetap memiliki insentif untuk terus meningkatkan produksi.

Selain itu, TPID juga bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani untuk melakukan ektensifikasi klaster ketahanan pangan untuk menjaga ketersediaan stok di pasar menjelang kenaikan permintaan.

Dari sisi permintaan, BI bersama TPID tetap memperhatikan perkembangan terkini dampak wabah Covid-19 di Sulut.

"Kita antisipasi kenaikan permintaan kebutuhan pangan sejalan dengan sejumlah program stimulus ekonomi dan perluasan jaring pengaman sosial yang segera diimplementasikan," tukas Arbonas.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved