Virus Corona
Kakek Reaktif Corona Meninggal di Angkot, Tak Punya Identitas dan Ditolak Rumah Sakit
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumedang Herman Suryatman, menjelaskan, almarhum sempat menjalani rapid test.
Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh. Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).
Baca selanjutnya di https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/03/080300423/setelah-rapid-test-tes-pcr-diperlukan-untuk-pastikan-virus-corona.
Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).
Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.
• Terus Menekan China, Trump Tuding China Membuat Kesalahan dan Tutupi Penyebaran Wabah Virus Corona
• Demokrat: Logika Mahfud MD Keliru Buat Rakyat Stres, Negara Tak jamin Hidup Mereka
• Perilaku Kucing Ini Jadi Tanda Kematian Seseorang, Keluarga Bergegas Kelilingi Ucapkan Perpisahan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Punya Identitas dan Ditolak Rumah Sakit, Fakta Kakek Reaktif Corona Meninggal di Angkot".