Olly Golkan Tol Amurang dan Jembatan Lembeh: Bahas Kawasan Industri Mongondow
Kabar gembira! Sulawesi Utara segera ketambahan jalan tol dan jembatan ‘raksasa’. Pemerintah Pusat telah menyetujui pembangunan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kabar gembira! Sulawesi Utara segera ketambahan jalan tol dan jembatan ‘raksasa’. Pemerintah Pusat telah menyetujui pembangunan Jalan Tol Manado-Amurang dan Jembatan Bitung-Lembeh. Megaproyek itu mulai dikerjakan pada tahun 2021.
• Virus Corona di Tubuh Pasien Kasus 41 ‘Misterius’
Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) menegaskan, komitmen menjadikan Sulut sebagai provinsi yang memberikan kontribusi positif bagi pembangumm nasional. Penegasan itu disampaikan Gubernur Olly ketika mengadakan video conference (vicon) Musyawarah Rencana Pembangunan (Muarenbang) dengan Menteri Beppenas Suharso Monoarfa, Selasa (28/4/2020).
"Menjadi harapan kami, pemerintah dan masyarakat Sulut, kami boleh menjadi provinsi yang memberikan kontribusi positif untuk pembangunan nasional dalam mewujudkan Indonesia maju melalui transformasi ekonomi," ungkap Olly. Vicon diikuti Wagub Steven Kandouw, Ketua DPRD Andrei Angouw dan Sekprov Edwin Silangen serta sejumlah pejabat Pemprov Sulut. Gubernur Olly sudah menyiapkan rencana kerja di tahun 2021.
Sebagaimana tertuang dalam rancangan RKP Tahun 2021, Sulut menetapkan tema pembangunan, yakni “Mempercepat Pemulihan Ketahanan Ekonomi dan Kehidupan Masyarakat, Ditopang Pengembangan Pariwisata dan Industri Berbasis Sumberdaya Lokal”.
Pada Musrenbang itu, kemudian berkembang proyek strategis yang diusul Olly dan ditopang Pemerintah Pusat. Adapun, 4 usulan Pemprov Sulut, dibagi atas tiga usulan major project dan satu usulan prioritas nasional.
Tiga usulan major project, pembangunan Jembatan Lembeh-Bitung, Tol Manado-Amurang dan Jembatan Pulau Karakelang-Salibabu. Sementara untuk proyek prioritas nasional, yakni pembangunan Kawasan Industri Mongondow (Kimong).
Wagub Steven membenarkan usulan itu. Dari empat usulan yang berkembang, dua di antaranya sudah diakomodir. "Hasil Musrenbang dengan Bapennas dan Mendagri usulan Gubernur Sulut disetujui, Jembatan Lembeh dan Tol Manado-Bitung," ungkap Wagub.
• Gubernur Olly Beberkan Dana Covid-19 Rp 521 M
Untuk proyek lainnya statusnya masih akan dibahas lebih lanjut. Selain proyek skala nasional, Gubernur juga menyodorkan proyek pembangunan usulan kabupaten dan kota.
Tol Manado-Amurang akan menjadi tol kedua di Sulut setelah Tol Manado-Bitung. Gubernur mengatakan, Tol Manado-Amurang sangat feasible dibangun. Estimasi tol ini dibangun sepanjang 76 kilometer.
Jika berhasil dibangun kegiatan di beberapa kabupaten lewat jalan tol ini. Tomohon, Minahasa, Minsel, Mitra hingga Bolmong Raya. Tol dibutuhkan untuk mempersingkat waktu dan kelancaran distribusi (barang). Ia mencontohkan perjalanan Manado-Amurang memakan waktu 1,5 jam jaraknya hampir 100 km jalannya banyak berkelok.
Jika ada tol cuma 30 menit sampai. Pembangunan Sulut ke depan memang sudah memperhitungkan pembangunan jalan tol atau jalan bebas hambatan. Itu termuat dalam Perda nomor 1 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
Sudah direncanakan pembangunan jalan Tol Manado-Bitung, Manado-Tomohon, Tomohon-Amurang, Amurang Kaya dan Kairagi-Mapanget. Tol salah satu fungsinya menghubungkan pusat kegiatan. Kegiatan ekspor-impor misalnya di Bitung, sehingga butuh dihubungkan lewat tol.
Kemudian kegiatan pertanian perkebunan di daerah selatan bisa dihubungkan lewat tol ke utara. Jalan tol juga untuk menunjang daerah wisata, selaras dengan pertumbuhan pesat kunjungan wisata di Sulut. Sejalan dengan visi Sulut menjadi penyumbang positif ekonomi nasional maka pembangunan infrastruktur baru, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Janji Jokowi
Langkah awal sudah dilakukan Pemprov Sulut untuk menggolkan proyek jembatan menghubungkan Pulau Lembeh ke daratan Kota Bitung. Feasibilty study sudah dikonsultasi serta dibahas bersama Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian PUPR melalui Direktorat Pembangunan Jembatan, dan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XV Sulutgo.
Hasil konsultasi dengan Pemerintah Pusat mengulas hal teknis semisal nilai konstruksi, termasuk menghitung rasio benefit cost dan internal rate of return (IRR).
Selain itu, membahas juga pilihan rute, akses yang mengintegrasi antara jalan tol dengan Jembatan Bitung-Lembeh. Informasi diperoleh tribunmanado. co.id, bentangan jembatan atau panjangnya tetap sekitar 1,1 km, sementara tinggi jembatan secara keseluruhan bisa mencapai 500 meter.
Ditaksasi jembatan ini akan menelan anggaran Rp 1 triliun. Jembatan ini sedari awal sudah dijanjikan Presiden Joko Widodo untuk dibangun. Itu disampaikan ketika kunjungan ke Sulut pada 4 Juli 2019. Presiden sempat mengungkit pembangunan jembatan dari Kota Bitung menuju Lembeh, satu di antara objek wisata andalan Sulut. Jokowi sudah mendengar pulau itu indah.
• Amien Rais Cs Curigai Perppu Corona: MK Minta Permohonan Diperbaiki
Soal jembatan tersebut, Jokowi mengaku sempat dibisiki Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. "Menteri PUPR bilang ke saya, Pak mahal loh. Terus saya bilang, kalau untuk masyarakat Sulut, ngak apa-apa mahal," ujar Jokowi ketika itu. Jokowi melanjutkan, pembangunan infrastruktur bukan diberi begitu saja, ada tujuannya.
Kendati akan menelan dana besar, nantinya bisa kembali lagi dalam bentuk devisa dari kunjungan turis. "Masa ngasih-ngasih aja, harus kembali dong, " ucap dia. Kunjungan Jokowi pun selaras meninjau infrastruktur pariwisata.

Dr Rahel Kimbal
Pengamat Ekonomi dari Universitas Negeri Manado
Pacu Pertumbuhan
Investasi di Sulut
Langkah pemerintah membangun infrastruktur di Sulut sangat baik. Pembangunan jalan tol adalah organ vital dan penting bagi perekonomian.
Ini merupakan langkah yang sangat baik tentunya, sebab jalan tol ini sangat strategis bagi pengaruh pertumbuhan ekonomi di daerah, apalagi dengan adanya tol dapat memicu investasi dan sektor pariwisata di Sulut.
Pembangunan jalan tol dan infrastruktur perlu mengkaji dampak dari segi mikro dan makro ekonomi. Pertama, secara mikro ekonomi, pembangunan tol ini akan meningkatkan mobilitas dan memperlancar distribusi barang dan jasa yang dapat menunjang kegiatan ekonomi masyarakat Sulut.
Sebab lamanya distribusi barang menyebabkan tingginya biaya, nah, dengan adanya jalan tol dapat menghemat waktu para pelaku ekonomi dan menekan biaya lain yang ditimbulkan.
Adanya jalan tol dapat merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat, dengan adanya pembangunan pada jalur-jalur bisnis yang strategis.
Sedangkan dari segi makro ekonomi, dampaknya luas, pemerataan hasil pembangunan dapat terdistribusi dengan baik kepada masyarakat karena mempermudah akses penyalurannya.
Juga akan menekan angka pengganguran dengan adanya daerah ekonomi masyarakat yang aktif, akan mendorong UMKM, sehingga mengurangi angka kemiskinan dan meminimalisasi kriminalitas. Selain itu, dampak strategis dari pembangunan tol dan Jembatan Lembeh-Bitung berpengaruh besar bagi sektor pariwisata di Sulut, khususnya yang akan bersinggungan langsung dengan akses infrastruktur tersebut.
Apalagi dalam sektor bisnis, hal ini tentu akan memantik investor masuk di Sulut, ini akan mendorong minat investor asing maupun lokal untuk menanamkan modal dan ke depan manfaatnya akan kembali ke pemerintah.
Potensi investasi di Sulut sangat besar bahkan dari data saat ini investasi di Sulut tahun 2019 mencapai Rp 11,5 triliun dan capaian realisasinya mengalami kenaikan sebesar 308 persen dari target Rp 3,7 triliun.
Bayangkan saja, itupun Jalan Tol Amurang belum dibangun, berarti kalau sudah dibangun akan lebih tinggi lagi capaiannya, sebab jalan tol salah satu organ penting dalam mempercepat kemajuan perekonomian Sulut.
Pembangunan jalan tol ini bukan tanpa ada sisi negatif. Pasti akan membutuhkan lahan yang luas yang berdampak pada tata ruang lahan pertanian. Ini yang perlu secara matang dipertimbangkan oleh pemerintah. Ini juga yang perlu pikirkan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur berskala besar, yaitu berkurangnya lahan pertanian masyarakat, ini dapat menjadi ancaman bagi ketahanan pangan. (ryo/mjr)