Cerita Pendeta Johan Rasakan Mukjizat: ‘Tuhan Saya Tak Mau Mati dengan Corona’
Banyak pelajaran berharga dari pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Bahkan, mukjizat terus bekerja bagi hamba-Nya.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Banyak pelajaran berharga dari pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Bahkan, mukjizat terus bekerja bagi hamba-Nya. Begitulah yang dirasakan Pendeta Johan Manampiring setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Bagaimana ceritanya pasien kasus nomor 16 di Sulut ini sembuh? Berikut wawancara ekslusif Tribun Manado dengan pendeta berumur 72 tahun asal Kota Manado ini, Senin (27/4/2020).
Bisakah Anda ceritakan proses penyembuhan dari virus Corona?
Saya dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan dipulangkan dari RSUP Kandou, Minggu kemarin. Tentunya merasa bersyukur lolos dari virus mematikan. Ini merupakan salah satu mukjizat yang Tuhan berikan.
Apalagi virus ini sebagaimana diketahui sering menelan korban yang rata-rata sudah lanjut usia seperti saya.
Selama dirawat di rumah sakit selama 31 hari, saya sempat putus asa, terlebih saat divonis positif Corona pada tanggal 8 April malam. Saat dinyatakan positif, saya sempat stres. Malah saya langsung berdoa dan bilang Tuhan saya tak mau mati dengan Corona.
Saya juga langsung menghubungi dokter dan bilang ingin dipulangkan saja di rumah, karena tak mau mati di RSUP. Saya (kirim) SMS atau pesan singkat ke dokter minta saya dipulangkan saja. Karena jika dirawat di RS kemudian meninggal tentu akan digunakan protap Covid-19. Nah, saya takut jika meninggal karena Corona, tentu keluarga saja tidak bisa lihat pemakaman saya.
Kondisi Bapak Pendeta sekarang, bisa diceritakan?
Selepas dari vonis positif, kondisi saya terus nomal. Malah suhu tubuh saya tak pernah menyentuh 38 derajat (Celsius). Tak ada sakit lain kecuali batuk. Karena memang dari dulu. Saya sudah sering batuk karena alergi.
• Pebisnis Boleh Naik Pesawat: Pemudik Tetap Dilarang
Saat ini, kondisi saya sudah sangat baik, bahkan tak sungkan menyebut untuk selera makan sudah kembali normal. Sudah ba golojo (makan berbagai jenis makanan), tapi tetap (jaga kesehatan) sambil lakukan isolasi mandiri di rumah. Serta menjauhkan komunikasi langsung jika ada orang yang datang. Saya sudah tak mengkonsumsi obat dari RS, karena sudah dinyatakan sembuh.
Sewaktu menjadi pasien Corona, apa saja yang Anda lakukan?
Memang waktu masih positif, ada banyak obat yang diberikan termasuk klorokuin. Tapi ini sudah tidak, minum obat namun dengan catatan tinggal lakukan isolasi mandiri dan tak bisa keluar rumah selama 14 hari.
Bisa berbagi pengalaman dari awal dan proses penyebuhan Anda?
Awal mula sampai saya disebut positif, dimana itu berawal ketika pulang dari Tanggerang pada tanggal 17 Maret malam. Setiba Bandara Sam Ratulangi saya belum merasakan gejalah apapun, namun tanggal 24 Maret berobat di klinik Imanuel Gereja Kristus.
Saat itu saya dapat flu karena kehujunan. Tapi karena ditanya soal riwayat perjalanan saya akui bahwa baru pulang dari Tanggerang. Sehingga dokter menganjurkan saya untuk periksa di RS Wolter Monginsidi Teling pada 28 Maret.