Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Sulut

JNE Kena Imbas Larangan Penerbangan Komersil, Barang Telat Tiba dan Tak Bisa Layani Kiriman Ekspres

Perusahaan ekspedisi merasakan dampak dari larangan penerbangan sipil. Ketiadaan penerbangan komersil membuat bergantung pada penerbangan kargo

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Fernando Lumowa
Suasana pelayanan konsumen kantor JNE Manado beberapa waktu lalu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Perusahaan ekspedisi merasakan dampak dari larangan penerbangan sipil.

Ketiadaan penerbangan komersil membuat ekspedisi sangat bergantung pada penerbangan kargo.

Barthen Patinggi, Kepala JNE Manado mengatakan, akibatnya barang kiriman sering terlambat tiba di Manado atau sebaliknya kerap telat diberangkatkan dari Bandara Sam Ratulangi Manado.

"Efeknya ya sangat mengganggu. Beda memang kalau masih ada flight reguler dan kini hanya alternatif kargo," kata Patinggi kepada Tribun Manado, Senin (27/04/2020).

Katanya, larangan tersebut sangat berdampak kepada kecepatan tibanya kiriman ke daerah. Penyebabnya, semua kiriman terpusat via Jakarta.

Pencarian Orang Hanyut Hari Pertama di Sungai Bolmut Belum Membuahkan Hasil

"Kan biasanua kami pakai direct flight. Misalnya, Makassar, Balikpapan, Surabaya, Bali dan Ternate. Saat ini tak ada lagi, semua di-pool-kan ke Jakarta baru ke sini. Jadi lama," katanya.

Akibatnya, kiriman bisa terlambat satu sampai dua hari. Dimana, waktu transit dan pengantaran bergeser satu hingga dua hari di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

"Ke wilayah timur apalagi. Itu karena barang masuk lewat Cengkareng semua," katanya.

Hal lainnya yang mempengaruhi keterlambatan ialah kadang maskapai harus menunggu kuota kargo penuh. Di mana dari Jakarta berat harus 15 ton dan dari Manado cukup 10 ton.

25 sampai 35 Persen Dana Desa Tangani Covid-19, Porsi Besar Untuk BLT

Selama ini, menurut dia, pengiriman dari Manado masih lancar pasca adanya larangan penerbangan komersil.

"Karena memang biaya terbang maskapai kan pakai hitungan jam. Jadi harus dimaksimalkan," katanya.

Imbas lainnya, JNE tak bisa memberi pelayanan seperti JNE YES (Yakin Esok Sampai) dan SPS (Special Service). Ia bilang layanan itu banyak peminatnya karena kecepatan pengiriman sesuai keinginan pelanggan.

"Ya kita hentikan sementara karena ketidakpastian waktu," ujarnya.

Kesaksian Pasien Covid-19 Sembuh, Hari ke-7 Tuhan Bebaskan Saya dari Kecemasan, Mujizat Itu Nyata

Sejauh ini, kata Patinggi, hanya ada satu penerbangan kargo tiap hari selang Selasa hingga Sabtu. Belum lagi, waktu berangkat pesawat sangat mepet dengan 'closing time' JNE.  "Kalau dulu kita banyak pilihan penerbangan," ujarnya.

Lanjut dia, sempat terjadi penurunan volumen barang kiriman namun mini berangsur normal. Pun, JNE memiliki opsi lainnya yakni sebagian kiriman lewat darat da laut.

Kampanye JTR (JNE Trucking) itu bahkan sudah dilakoni sejak awal Maret. Layanan ini khusus bagi barang yang tidak bisa masuk ke pesawat.

"Perkiraan kami, pengiriman akan naik seiring makin dekatnya Lebaran," kata pria ramah ini.(ndo)

Pemakaman PDP Asal Lembean Timur Dilakukan Sesuai Protokol Covid-19

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved