Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Profesor dari Universitas Zhejiang Ungkap Kenapa Virus Corona Lebih Mematikan di Eropa dan Amerika

Virus corona sudah menginfeksi 2.481.287 orang dan merenggut nyawa 170.436 orang, di mana lebih setengah korban berasal dari Eropa dan Amerika.

Editor: Alexander Pattyranie
LUCAS JACKSON/REUTERS via KOMPAS.COM
Suasana dari udara saat drone menunjukkan jenazah korban virus corona dimakamkan di pemakaman massal Hart Island, New York, Amerika Serikat (AS). Foto diambil pada 9 April 2020. 

Mutasi paling mematikan pada pasien Zhejiang juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di seluruh Eropa, sedangkan strain yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan di bagian Amerika Serikat, seperti negara bagian Washington.

Penelitian terpisah menemukan bahwa strain New York diimpor dari Eropa. Tingkat kematian di New York serupa dengan di banyak negara Eropa, jika tidak lebih buruk.

Profesor Li Lanjuan
Profesor Li Lanjuan (scmp)

Tetapi mutasi yang lebih lemah tidak berarti risiko yang lebih rendah untuk semua orang, menurut penelitian Li.

Di Zhejiang, dua pasien berusia 30-an dan 50-an yang tertular strain yang lebih lemah tapi mengalami sakit parah.

Meskipun keduanya bertahan dan sembuh, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif/ICU.

Temuan ini bisa menjelaskan perbedaan dalam mortalitas regional. Infeksi pandemi dan tingkat kematian bervariasi dari satu negara ke negara lain, dan banyak penjelasan telah diajukan.

Para ilmuwan genetika telah memperhatikan bahwa turunan dominan di wilayah geografis yang berbeda pada dasarnya berbeda.

Beberapa peneliti mencurigai perbedaan angka kematian dapat, sebagian, disebabkan oleh mutasi tetapi mereka tidak memiliki bukti langsung.

Masalah ini semakin rumit karena tingkat kesembuhan tergantung banyak faktor, seperti usia, kondisi kesehatan yang mendasarinya atau bahkan golongan darah.

Di rumah sakit, Covid-19 telah diperlakukan sebagai satu penyakit dan pasien telah menerima pengobatan yang sama terlepas dari strain yang mereka miliki.

Li dan koleganya menyarankan bahwa mendefinisikan mutasi di suatu wilayah mungkin menentukan tindakan untuk melawan virus.

“Pengembangan obat-obatan dan vaksin, walaupun mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini ... untuk menghindari kegagalan,” kata mereka.

Li adalah ilmuwan pertama yang mengusulkan penutupan Wuhan, menurut laporan media pemerintah.

Pemerintah mengikuti sarannya dan pada akhir Januari, kota dengan lebih dari 11 juta penduduk ditutup dalam semalam.

Ukuran sampel dalam penelitian terbaru ini sangat kecil.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved