Hari Kartini
Kisah RA Kartini yang Tolak Disebut Bangsawan, Pelopor Kebangkitan Perempuan, Berikut Sejarahnya!
Pada Selasa (21/04/2020) merupakan hari peringatan dalam memperjuangkan emansipasi atau kesetaraan kaum perempuan.
Seperti kamu juga bukan," tulis Kartini dalam suratnya kepada Stella, sebagaimana tertulis dalam
buku Surat-surat Kartini.
Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979).
"Raja terakhir dalam keluarga kami, yang langsung menurunkan kami menurut garis keturunan laki-laki,
saya kira sudah berlalu 25 keturunan jauhnya," lanjutnya.
Kartini tidak peduli dengan gelar apa pun yang dimiliki moyangnya terdahulu.
Menurut dia, hanya ada dua macam bangsawan, yakni bangsawan jiwa dan bangsawan budi.
Dalam suratnya, Kartini pun menyindir orang-orang yang begitu bangga memamerkan gelar kebangsawanannya.
"Di manakah gerangan letak jasa orang bergelar graaf atau baron (gelar untuk bangsawan)?
Pikiran saya yang picik tidak sampai untuk memikirkan hal itu," kata Kartini.
Kepada Stella, Kartini bercerita betapa marah dia dan saudarinya saat dipanggil "putri-putri Jawa" oleh
sejumlah perempuan asal Den Haag.
Saat itu, Kartini dan keluarganya tengah menghadiri Pameran Karya Wanita.
Orang Eropa, lanjut dia, lebih sering memanggil mereka "freule" (putri) alih-alih "Raden Ajeng".
Betapa kesalnya Kartini karena setelah dijelaskan beberapa kali pun, orang-orang tetap memanggil mereka "freule".