Frans Lebu: Kedelai Cocok di Sulut
Ketahanan pangan penting menghadapi pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Kementerian Pertanian terus menggenjot produksi
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketahanan pangan penting menghadapi pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Kementerian Pertanian terus menggenjot produksi pangan termasuk tanaman kedelai. Di Sulawesi Utara, tanaman kedelai dikembangkan di perkebunan Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara.
• Balita dan 2 Lansia PDP Corona Meninggal Dunia
Demikian dikatakan Frans Lebu Raya, Komisaris PT ICDX Logistik Berikat (ILB), Senin (20/4/2020). Kata dia, rencananya pada Selasa ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri penanaman perdana kedelai.
Tribun Manado berkesempatan wawancara eksklusif dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur ini melalui sambungan telepon seluler. Berikut petikan wawancaranya, Senin kemarin.
Apa rencana kegiatan besok (hari ini) dan garis besarnya seperti apa?
Jadi besok itu, Pak Menteri Pertanian akan hadir di penanaman perdana kedelai sebagai momentum kebangkitan kedelai nasional.
Saya bersama teman-teman dari ILB bertekad untuk mendukung pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian untuk mengembangkan kedelai.
Karena selama ini memang kedelai impor kita masih tinggi ya. Impor kedelai itu dalam data yang kita dapatkan itu ternyata mencapai 2,9 miliar dolar.
• Bahas BLT Dana Desa, Dinas PMD Minsel Rapat Vicon Bersama Camat dan Hukumtua
Ya sehingga kami bertekad mendukung pemerintah untuk paling tidak mengurangi impor kedelai, meningkatkan produksi dalam negeri hingga kita bisa menyelamatkan devisa negara.
Mengapa pilih Sulut, apa keistimewaan daerah ini?
Saya bersama teman-teman bertekad untuk mengembangkan kedelai tetapi kita mulai dari Sulut.
Mengapa Sulut yang kami pilih, pertama karena sebenarnya kita mulai dari Kalimantan tetapi ternyata Sulut lahannya lebih cocok, lebih subur.
Kemudian Sulut ini di tahun 2017 pernah menjadi juara nasional produksi kedelai 40.000 hektare. Sehingga kami bertemu pemerintah daerah Pak Gubernur (Olly Dondokambey) lalu kami mulai dari Sulut.
Besok itu penanamannya untuk benih seluas 12 hektare, tapi akan berkembang menjadi 50 hektare untuk benih. Saat ini memang setelah mulai dari Sulut nanti kita akan kembangkan di Sulawesi Selatan karena sudah sepakat dengan Pak Gubernur Sulsel untuk mengembangkan itu di Sulsel juga dalam luasan yang besar ya.
Memang selama ini para petani atau masyarakat enggan menanam kedelai karena produksi kedelai selama ini rendah, 1 hektare paling tinggi 1 ton. Itu permasalahan pertama.
Permasalahan kedua, harga kedelai itu kalau dia tanam padi lebih ekonomis daripada tanam kedelai gitu sehingga masyarakat tidak terlalu berminat untuk menanam kedelai.