Update Virus Corona Sulut
Data Terkini, Kasus Virus Corona di Sulawesi Tidak Ada Penambahan, Masih Tetap 20 Orang
Kabar terbaru kasus virus corona di Indonesia, kembali diinformasikan pemerintah lewat website https://www.covid19.go.id, pada Senin 20 April 2020.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar terbaru kasus virus corona di Indonesia, kembali diinformasikan pemerintah lewat website https://www.covid19.go.id, pada Senin 20 April 2020.
Untuk daerah Sulawesi Utara tidak terjadi penambahan pasien yang terkonfirmasi virus corona.
Masih dengan data sebelumnya 20 kasus virus corona.
Untuk data pasien sembuh masih 5 orang dan meninggal 2 orang .
Simak data selengkapnya di website covid19.go.id.
Kasus Virus Corona di Korea Selatan Turun Drastis, Moon Jae-in: Semua Pasti Dapat Diatasi
Angka kasus virus corona di Korea Selatan turun drastis. Padahal sebelumnya Korsel merupakan salah satu negara di Asia dengan jumlah kasus terinfeksi terbanyak.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Pemerintah Korea Selatan Minggu (19/42020), untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir, sejak 18 Februari 2020, jumlah kasus baru Covid-19 di Negeri Ginseng itu ada di kisaran bilangan satu digit, yakni 8 kasus.
Dilansir dari Globalnews.ca, Sabtu (18/4/2020), Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Korea (KCKC) menyebut, 5 dari kasus baru tersebut merupakan kasus impor yang didapatkan dari luar negeri.
Sebelumnya, angka pertambahan kasus baru di Korea Selatan masih ada di kisaran 20 kasus per hari.
Ini menjadi prestasi tersendiri bagi Korea Selatan yang memang sejauh ini menunjukkan upaya terbaiknya menangani pandemi virus corona di negaranya.
Harapan hadapi Covid-19
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, progres baik yang terjadi hari ini bisa memberikan harapan kepada semua masyarakat bahwa Covid-19 pasti dapat diatasi setiap negara yang saat ini tengah sama-sama berjuang.
Setelah China, awal tahun ini Korea Selatan bersama Italia dan Iran menjadi zona merah, episentrum utama penyebaran virus corona penyebab Covid-19.
Bahkan angka infeksi yang terjadi di Korea Selatan sempat menjadi yang tertinggi di Asia, di luar China.
"Pemerintah akan mempersiapkan kehidupan sehari-hari dan dunia yang baru setelah Covid-19 dengan kekuatan berupa persatuan semua lapisan masyarakat," kata Moon.
Di hari ini juga, Seoul direncanakan akan mengumumkan apakan social distancing yang sudah diberlakukan di wilayah itu sejak 4 April lalu akan segera diakhiri atau masih akan terus diperpanjang.
Hingga saat ini, total kasus infeksi virus corona di Korea Selatan mencapai 10.661 kasus.
Tingkat kesembuhan akibat virus corona pun jauh lebih tingi dibandingkan dengan rasio kematiannya.
Berdasarkan data dari Worldometer, Minggu (19/4/2020), terdapat 8.042 orang berhasil sembuh dari Covid-19. Sementara hanya 234 kasus yang berakhir dengan kematian.
Ini artinya, dari total kasus yang ada tingkat kematian ada di angka 2,1 persen dan kesembuhannya ada di angka 75,4 persen.
Produsen Rapid Test PCR
Korea Selatan menjadi salah satu negara yang agresif mekakukan rapid test setelah adanya wabah virus Corona di negara tersebut.
Rapid test yang digunakan Korsel berbasis RT-qPCR (Reverse Transcript-quantitative Polymerase Chain Reaction), yaitu kit Allplex 2019-nCoV Assay yang diinisiasi dan diproduksi oleh salah satu perusahaan diagnosis molekuler setempat, Seegene.
Kit tersebut mulai dikembangkan sejak 16 Januari 2020, berbekal sekuen genom virus yang telah dipublikasi dan protokol WHO.
Pemerintah setempat menyediakan 50 stasiun pengujian virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dengan konsep drive-thru di seluruh Korsel.
Proses pengambilan sampling tes Covid-19 hanya 10 menit. Dan hasil tes dapat diketahui dalam waktu beberapa jam dan diinformasikan melalui pesan singkat.
Negara tersebut mampu memproses lebih dari 15.000 tes diagnostik dalam sehari dengan angka keseluruhan tes mencapai hampir 200 ribu.
Tingginya kasus yang dilaporkan tampaknya berkorelasi dengan gencarnya pemerintah melakukan rapid test.
Sementara, metode rapid test yang digunakan di Indonesia masih dengan mengambil sampel darah (serologi). Metode ini dinilai terlalu lama dalam mendeteksi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2).
Ikatan Dokter Indonesia dan para ahli telah menyarankan pemerintah untuk menggunakan rapid moleculer test berbasis metode Reaksi berantai polimerase atau PCR, karena mampu lebih cepat mendeteksi virus corona.
Rapid test berbasis PCR ini juga dinilai lebih akurat dibanding tes berbasis antibodi, lantaran mampu mendeteksi keberadaan virus Covid-19 pada orang yang tanpa gejala.