Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Mengenal Distimia, Gangguan Mental yang Bisa Sebabkan Depresi Berkepanjangan

Gangguan distimia bisa bertahan selama bertahun-tahun sehingga sangat mempengaruhi semua aspek hidup penderitanya.

Editor: Isvara Savitri
Internet
Ilustrasi Gangguan Mental 

Langkah-langlah yang bisa kita lakukan agar depresi yang dialami tak berkembang menjadi distimia antara lain:

  • ambil langkah-langkah untuk mengendalikan stres, meningkatkan ketahanan dan harga diri
  • hubungi keluarga dan teman-teman, terutama di saat krisis, untuk membantu menghadapi kesulitan.
  • meminta bantuan ahli saat merasakan gejala depresi untuk membantu mencegah gejala semakin memburuk.
  • pertimbangkan untuk mendapatkan perawatan pemeliharaan jangka panjang demi mencegah gejala kambuh kembali.

Pengobatan
Untuk mengatasi distimia, dibutuhkan bantuan ahli jiwa.

Metode pengobatan yang diberikan bisa berupa terapi dan pemberian obat.

Obat yang diberikan biasanya berupa antidepresan seperti:

  • selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti fluoxetine (Prozac) dan sertraline (Zoloft)
  • antidepresan trisiklik (TCA), seperti amitriptyline (Elavil) dan amoxapine (Asendin)
  • inhibitor reuptake serotonin dan norepinefrin (SNRI), seperti desvenlafaxine (Pristiq) dan duloxetine (Cymbalta)

Penderita distimia mungkin perlu mencoba berbagai obat dan dosis untuk menemukan solusi yang efektif.

Hal ini tentu membutuhkan kesabaran, karena banyak obat membutuhkan beberapa minggu untuk menunjukan efeknya secara penuh.

Untuk menemukan jenis obat yang cocok, penderita distimia juga perlu berkonsultasi dengan dokter.

Penderita distimia juga tidak diperbolehkan berhenti minum obat tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.

Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba atau melewatkan beberapa dosis dapat menyebabkan gejala seperti putus obat dan memperburuk gejala depresi.

Selain pemberian obat, terapi bicara juga membantu pemulihan penderita distimia.

Terapi bicara ini diperlukan untuk hal-hal berikut:

  • mengungkapkan pikiran dan perasaan pasien dengan cara yang sehat
  • membantu mengatasi emosi
  • menyesuaikan diri dengan tantangan hidup
  • mengidentifikasi pikiran, perilaku, dan emosi yang memicu atau memperburuk gejala
  • mengganti kepercayaan negatif dengan kepercayaan positif
  • mendapatkan kembali rasa kepuasan dan kontrol dalam hidup
  • menetapkan tujuan realistis untuk diri sendiri.

Terapi bicara dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok yang dapat digunakan sebagai media berbagi perasaan dengan orang lain yang mengalami masalah serupa.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Distimia, Gangguan Mental yang menyebabkan Depresi Berkepanjangan".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved