Virus Corona
Tes Medis Ini Diklaim Lebih Cepat Deteksi Virus Penyebab Covid-19, Jadi Alternatif dan Praktis
Selanjutnya, diperlukan tes polymerase chain reaction ( PCR) untuk memastikan seseorang negatif atau positif Covid-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Hingga kini sudah lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus corona.
Pemberlakuan tes medis massal terus dilakukan untuk mendeteksi orang-orang dengan Covid-19.
Salah satunya, Rapid test yang selama ini diklaim paling cepat mendeteksi infeksi Covid-19 sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Akan tetapi, rapid test merupakan tes yang lebih menyasar pada antibodi terhadap virus corona.
Selanjutnya, diperlukan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan seseorang negatif atau positif Covid-19.
Sensitifitas tes PCR lebih tinggi dalam mendeteksi RNA virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, hanya dari kapas yang mengandung sampel swab pasien.
Sayangnya, tes PCR masih dinilai membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mengetahui hasilnya.

Sebab, ketika angka kasus melonjak, para laboran harus bekerja lebih keras.
Baru-baru ini, para peneliti melaporkan sebuah studi di ACS Nano.
Mereka melaporkan telah mengembangkan diagnostik tes virus corona yang berpotensi lebih akurat berdasarkan penginderaan fototermal plasmonik.
Melansir Phys, Kamis (16/4/2020), para ahli kesehatan sepakat, jika pengujian tes ini dapat diperluas guna mengendalikan penyebaran Covid-19.
Sebab, pengujian di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat, telah jauh tertinggal karena terbatasnya persediaan beberapa reagen.
Bahkan, tumpukan sampel tes Covid-19 masih menunggu pengujian dari mesin PCR, sementara jumlah personel laboratorium masih terbatas.

Alternatif untuk tes PCR
Jing Wang dan rekan-rekannya, para tim peneliti ini ingin mengembangkan tes Covid-19 yang lebih cepat dan lebih akurat untuk mendeteksi virus corona, SARS-CoV-2.
Para peneliti ini berharap tes tersebut dapat menjadi alternatif praktis untuk tes PCR.
Tes ini didasarkan pada teknik yang disebut dengan resonansi plasmon pada permukaan terlokalisasi.
Teknik ini diklaim dapat mendeteksi interaksi antara molekul pada permukaan struktur nano logam yang dibangun sebagai perubahan lokal dalam indeks bias.
Metode tes ini, kata peneliti, dilakukan dengan membuat probe DNA yang mengenali secara spesifik sekuens RNA SARS-CoV-2 dan melekatkannya pada nanopartikel emas.

Saat ditambahkan potongan-potongan genom virus, RNA akan terikat pada probe komplementer.
Tim menggunakan laser untuk memanaskan partikel nano tersebut, sehingga dapat mengurangi potensi hasil palsu positif Covid-19.
Dengan cara ini, para peneliti dapat membedakan antara SARS-CoV-2 den kerabat dekatnya, SARS-CoV-1.
Pengujian ini mendeteksi jumlah RNA virus corona dari swab hanya dalam hitungan menit.
Meskipun tes tersebut masih perlu diuji pada RNA virus corona, namun menurut peneliti, tes ini dapat menjadi alternatif tes berbasis PCR.
• Perhatikan Foto-foto Jari Kaki Memar Membiru Gejala Baru Covid-19, Temuan Aneh yang Mulai Menyebar
• Permintaas Status PSBB Bolmong Ditolak, Pemprov Imbau Bisa Jalankan Pergub Nomor 8
Sumber: Kompas.com