Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dua Pasien Baru Positif Corona di Sulut dari Luar Negeri

Orang positif terpapar Coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Sulawesi Utara bertambah. Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Sulut

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun Manado / Jufry Mantak
Juru Bicara Satgas Covid-19 dr Steven Dandel 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Orang positif terpapar Coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Sulawesi Utara bertambah. Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Sulut mengumumkan dua pasien lagi dinyatakan positif, Senin (6/4/2020). Total sudah lima pasien positif Corona, satu di antaranya dinyatakan sembuh.

PM Boris Johnson Masuk RS: Begini Kata Ratu Inggris

Dari lima kasus Covid yang kesemuanya domisili di Kota Manado itu, empat pasien adalah perempuan berumur antara 32 tahun hingga 49 tahun. Seorang pasien yang dinyatakan sembuh berumur 51 tahun. Eks pasien Corona itu kemudian meninggal dunia akibat penyakit gagal ginjal. Sedangkan keempat pasien perempuan sementara berjuang untuk sembuh di Ruang Isolasi RSUP Prof Kandou.

Informasi yang diperoleh Tribun Manado, dari lima kasus Corona itu, hanya satu kasus yang murni tertular di Bumi Nyiur Melambai. Pasien kasus nomor 660 yang diduga tertular dari pasien nomor 58 atau kasus 01 di Sulut (lihat grafis). Sisanya empat kasus, masing-masing pasien punya riwayat perjalanan dari luar negeri. Pasien 03 di Sulut misalnya melakukan perjalanan ke sejumlah negara di Eropa. Dia balik ke Manado via Makau pada pertengahan Maret lalu. Begitu juga dengan dua kasus terakhir (04 dan 05), keduanya diduga baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri.

Juru Bicara (Jubir) Covid-19 Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel membenarkan adanya dua kasus positif Corona. "Jadi, benar bahwa di Sulut, angka kasus positif Covid-19 bertambah 2," ujarnya saat memberikan keterangan pers di Kantor Dinas Kesehatan Sulut, tadi malam.

Lanjutnya, dua pasien punya riwayat perjalanan dari luar negeri kemudian pulang ke Sulut. Ada yang langsung masuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan ada yang kontak erat dengan PDP yang sedang dirawat. "Untuk jenis kelamin kedua pasien yang baru terkonfirmasi positif Covid-19 ini perempuan, berumur 49 tahun dan 42 tahun. Keduanya warga Kota Manado," kata Dandel.

Akibat Virus Corona, Sejumlah Agenda Olahraga di Minahasa Tenggara Tertunda

Kata dia, kedua pasien positif itu dirawat di RS Wolter Mongisidi. "Mereka berdua dirawat sebagai PDP sejak 29 Maret 2020, dan kami baru menerima hasil tes bahwa keduanya terkonfirmasi positif Covid-19," katanya.

Lanjutnya, jadi untuk jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sulut saat ini sudah lima kasus. "Dengan keterangannya, dua dirawat di RSUP Prof Kandou Manado, dua dirawat di RS Wolter Mongisidi, dan 1 sudah dinyatakan sembuh," katanya.

23 Hari Covid di Sulut

Sabtu 14 Maret
- Pasien Kasus No 58 (01 di Sulut)
- Pria berusia 51 tahun
- Warga Kota Manado
- 2 kali pemeriksaan negatif
- Dinyatakan sembuh

Selasa 24 Maret
- Pasien Kasus No 660 (02 di Sulut)
- Perempuan berusia 32 tahun
- Warga Kota Manado
- Perawat pasien kasus No 58
- Dirawat di Ruang Isolasi RS Kandou

Rabu 1 Apri
- Pasien Kasus No 1.535 (03 di Sulut)
- Perempuan berusia 39 tahun
- Warga Kota Manado
- Pulang dari Eropa pertengahan Maret
- Dirawat di Ruang Isolasi RS Kandou

Senin 6 April
- Pasien Kasus No 04 di Sulut
- Perempuan berusia 49 tahun
- Warga Kota Manado
- Punya riwayat perjalanan ke luar negeri
- Dirawat di Ruang Isolasi RS Wolter Mangisidi

Senin 6 April
- Pasien Kasus No 05 di Sulut
- Perempuan berusia 42 tahun
- Warga Kota Manado
- Punya riwayat perjalanan ke luar negeri
- Dirawat di Ruang Isolasi RS Wolter Mangisidi

Olly: Tak Ada Pencitraan Pilkada

Penanganan darurat pandemi Coronavirus disease 2019 atau Covid -19 adalah murni urusan kemanusiaan. Tidak etis memberikan embel-embel politik atau pencitraan figur untuk pilkada.

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara petahana, Olly Dondokmbey-Steven Kandouw (ODSK) menghindari segala pencitraan pencalonan dalam aktivitas menangani Covid-19. Aktivitas Olly dan Steven sejauh ini sebagai Gubernur dan Wagub yang mengambil kebijakan penanganan penyebaran dan penyaluran bantuan ekonomi bagi warga terdampak Corona.

Olly mengatakan, penanganan Covid-19 harus dihadapi bersama, murni untuk kemanusian. Ia menolak keras ada embel-embel pencitraan pilkada. "Tidak ada pencitraan pilkada, " ujarnya, Senin (6/4/2020).

Kata Gubernur, semua satu komando dari pusat, kemudian daerah ikut kebijkana pusat. Baik di pemerintahan, begitu pun di partai. PDIP mengambil kebijakan sesuai instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri untuk melawan Covid-19.

Pemkab Minahasa Segera Bangun Rusun Tiga Lantai Sebagai Tempat Isolasi

Bentuk bantuan disalurkan berupa sembako dan penyemprotam disinfektan. Meski begitu tak ada embel-embel terkait pilkada. "Jadi fokus kita untuk membantu masyarakat dan pemerintah melawan Covid -9 sesuai instruksi Ketua Umum, tidak ada pencitraan pilkada," tambah Franky Wongkar, Sekretaris DPD PDIP Sulut.

Kata Wakil Bupati Minahasa Selatan ini, kader di eksekutif, legislatif dan struktur partai turun lapangan membantu masyarakat. Dalam setiap aktivitasnya, kader PDIP menyuarakan semangat gotong royong lawan Corona. "Kita buat tagar sosialiasikan ke masyarakat," ujarnya. 

dr Jonesius Manopo, Dosen Epidemologi Jurusan IKM FIO Unima
dr Jonesius Manopo, Dosen Epidemologi Jurusan IKM FIO Unima (istimewa)

Seperti Api dalam Sekam

Jonesius Manoppo, Dosen Epidemiologi, FIKM, Unima menilai, pemerintah perlu lebih keras lagi melakukan pengawasan dan penanganan pencegahan pandemi Covid-19. Saat ini, sudah terbukti penderita atau orang tanpa gejala memang semakin meningkat. Kalau rata-rata orang menginfeksi 2-3 orang dalam waktu 6-7 hari seharusnya sekarang sudah ada sekitar 16 pasien lebih di minggu ini.

Keadaan saat ini, sama seperti api dalam sekam, di permukaan tampak tenang, tapi di bawah membara. Untuk penanganan pasien bagi tim medis di Sulut perlu melihat ada tren peningkatan pneumonia akhir-akhir ini atau penyakit paru-paru. Hanya itu tidak bisa masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) karena tidak ada riwayat kontak erat dan tidak melakukan perjalanan.

Ini Covid-19 kan kalau berat akan menyebabkan pneumonia. Itu kalau pneumonia berat, pasien bernafas harus dibantu ventilator. Nah, apakah ventilator ini tersedia nanti atau malah terbatas. Itulah sebenarnya yang ditakutkan para tenaga medis yang menangani langsung pasien Covid-19.

Seandainya ada 20 saja positif yang gejalanya berat, kalau tenaga medis dalam hal ini rumah sakit kekurangan ventilator, kita nanti akan memilih siapa yang perlu diselamatkan nanti. Maka penanganan soal ini benar harus dipandang serius dan dipikirkan langkah penanganan yang lebih efektif ke depan.

Saya mendukung upaya pemerintah untuk melakukan Perbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Upaya ini merupakan langkah yang baik dari pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 tersebut. Kesadaran masyarakat juga sangat penting di sini. Saya khawatirkan ada sejumlah masyarakat yang tidak mengindahkan kebijakan pencegahan dari pemerintah.

Nah kelemahan masyarakat sekarang berpikir baru lima pasien kok yang positif, pasti kebijakan PSBB itu tidak akan maksimal terutama dalam pengawasan, seperti tempat umum masih ramai, toko belum semua menyediakan tempat cuci tangan atau menyediakan antiseptik, menggunakan masker juga belum dikelola ketat.

Ditakutkan juga masih ada upaya-upaya politik memanfaatkan situasi, masih ada dari pihak-pihak terkait bahkan menganggap penularan virus ini remeh temeh. (juf/ryo/mjr)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved