Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tips Mencegah Corona

Wajib Tahu, Ternyata Ini Bahaya Penyemprotan Disinfektan, Picu Iritasi Kulit hingga Gangguan Organ

Menyemprot tubuh dengan alkohol dan klorin pada tubuh justru tidak akan membunuh virus yang ada di dalam tubuh.

Editor: Chintya Rantung
KOMPAS.COM/DOK POLRESTA BANYUMAS
Petugas menyemprot disinfektan kepada tamu hajatan warga di Purwokerto, Jawa Tengah, disemprot disinfektan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyemprotan disinfektan di berbagai lokasi umum untuk mencegah penyebaran Covid-19 masih menjadi bahan perdebatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebutkan, menyemprot tubuh dengan alkohol dan klorin pada tubuh justru tidak akan membunuh virus yang ada di dalam tubuh.

Hal ini malah dianggap berbahaya bagi tubuh.

"Penyemprotan-penyemprotan itu sebenarnya tidak efektif, dalam arti kata belum tentu membunuh virus tersebut."

"Justru adanya bisa di celana, sepatu kita sedangkan penyemprotan banyaknya ke badan kita," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dalam diskusi online bersama AJI Jakarta, Minggu (5/4/2020), dikutip dari Kompas.com.

"Jadi saya bilang, ini sebenarnya lebih banyak efek sampingnya daripada manfaatnya."

Mengapa cara itu dinilai tidak efektif?

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.

Virus menular lewat percikan, tetesan atau droplet seseorang yang batuk, bersin atau berbicara keras di depan orang lainnya dalam jarak satu meter.

Relawan Sahabat Mata Hati saat menyemprotkan disinfektan di rumah warga di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Minggu (22/3/2020).(Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta)
Relawan Sahabat Mata Hati saat menyemprotkan disinfektan di rumah warga di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Minggu (22/3/2020).(Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta) (Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta)

Droplet mengandung virus tersebut juga bisa jatuh ke permukaan benda yang biasa disentuh.

Sehingga bisa juga menjadi sumber penularan.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan agar tangan kita tidak menyentuh tempat-tempat yang banyak disentuh orang lain.

Terutama benda-benda yang berada di luar rumah.

Selain itu, pastikan tangan yang kotor tidak menyentuh mulut, hidung atau mata.

"Di satu sisi, untuk saat itu okelah kalau metodenya baik, aman untuk tubuh manusia ya sehari itu langsung bersih."

"Tapi kalau di dalam tubuh orang tersebut ada virus, dia batuk-batuk lagi, itu akan menempel lagi," kata Ari.

"Karena dia (disinfektan) sifatnya bukan mencegah, tapi membunuh kalau memang ada virus."

Iritasi kulit hingga gangguan organ

Ari menyinggung tentang imbauan WHO yang melarang penggunaan lampu ultraviolet untuk sterilisasi tangan dan area kulit lain.

Cara tersebut disebut dapat menyebabkan iritasi kulit.

Penyemprotan alkohol atau klorin juga berbahaya untuk mukosa mulut, hidung, dan mata.

"Mata bisa iritasi, memerah, pada orang dengan kulit sensitif bisa terjadi dermatitis kontak atau kelainan pada kulit akibat kontak dengan zat kimia tersebut."

"Kalau dihirup bisa sesak napas, kalau tertelan akan muntah," ungkap dia.

Paparan tinggi bahan kimia tersebut dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan terjadinya perubahan struktur dalam tubuh yang bisa berujung pada kanker, dan gangguan organ, seperti gangguan fungsi hati.

"Akhirnya bisa berujung pada kanker karena sebagian dari bahan ini disebut sebagai karsinogenik, tentu tergantung paparannya."

"Sebentar mungkin tidak masalah, tapi dalam waktu lama bisa menyebabkan gangguan organ.

Kalau zat biasanya liver yang terganggu," papar Ari.

Seorang staf medis ambulans menyemprotkan disinfektan pada koleganya setelah tiba di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan dengan seorang wanita tua, yang pulih dari COVID-19, di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina pada 30 Maret 2020, setelah pembatasan perjalanan ke kota berkurang setelah lebih dari dua bulan terkunci karena wabah coronavirus COVID-19. Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus korona pertama kali muncul tahun lalu, sebagian dibuka kembali pada 28 Maret setelah lebih dari dua bulan isolasi total hampir untuk populasi 11 juta.
Seorang staf medis ambulans menyemprotkan disinfektan pada koleganya setelah tiba di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan dengan seorang wanita tua, yang pulih dari COVID-19, di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina pada 30 Maret 2020, setelah pembatasan perjalanan ke kota berkurang setelah lebih dari dua bulan terkunci karena wabah coronavirus COVID-19. Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus korona pertama kali muncul tahun lalu, sebagian dibuka kembali pada 28 Maret setelah lebih dari dua bulan isolasi total hampir untuk populasi 11 juta. (Hector RETAMAL / AFP)

Ia menambahkan, disinfektan dapat dipergunakan untuk membunuh virus atau bakteri pada permukaan benda.

Dalam konteks pencegahan penyebaean virus corona, sebaiknya penyemprotan disinfektan dilakukan pada tempat-tempat seperti ruang kantor atau yang pernah ditempati oleh pasien terkonfirmasi positif dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Hal ini yang dilakukan Singapura pada saat ada anak dari satu sekolah positif maka sekolah tersebut disterilisasi," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bahaya Semprotan Disinfektan pada Tubuh"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved