Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona di Indonesia

Lockdown Tak Bisa Perangi Corona, Pejabat WHO: Jika Tak Maksimal, Bahaya Penyakit Akan Muncul

Pejabat WHO itu menambahkan, ada banyak langkah kesehatan masyarakat yang harus diterapkan untuk menghindari kebangkitan virus di kemudian hari.

Doddy Vladimir/Tribun Pekanbaru
130 WNI dari Malaysia Pulang Via Bengkalis karena Lockdown, Gubri Syamsuar : Cek Kesehatan Mereka. Ilustrasi - Sejumlah penumpang saat tiba di Pelabuhan Sungai Duku, Pekanbaru. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Akibat Virus corona atau Covid-19, Beberapa Negara di dunia sudah memberlakukan Lockdown bagi negaranya.

Namun WHO menyebutkan bahwa lockdown tak serta merta menghalangi penyebaean wabah virus corona.

Pakar darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (23/3/2020) mengatakan, negara-negara di seluruh dunia tidak bisa begitu saja menerapkan lockdown untuk menghalangi virus corona.

Pejabat WHO itu menambahkan, ada banyak langkah kesehatan masyarakat yang harus diterapkan untuk menghindari kebangkitan virus di kemudian hari.

SBY Dukung Jokowi Hadapi Virus Corona, Presiden RI ke-6 Sebut Lockdown Belum Perlu Dilakukan

"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka. Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," kata Mike Ryan dilansir Reuters, Minggu (22/3/2020).

"Bahayanya lockdown adalah, jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat, ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan muncul lagi," imbuh dia.

Sebagian besar Eropa dan AS mengikuti China dan negara-negasa Asia lainnya melakukan lockdown untuk melawan virus corona baru.

Semua orang diminta bekerja dan belajar dari rumah.

Semua sekolah, restoran, dan tempat hiburan ditutup.

Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus.

Kini justru Eropa yang menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.

"Setelah kami menekan transmisi, kami harus mencari virusnya. Kita harus berjuang melawan virus," tegas Ryan.

Italia saat ini adalah negara yang paling parah terkena virus SARS-CoV-2 di seluruh dunia.

Hingga Senin (23/3/2020) siang, jumlah terinfeksi di negara itu adalah 59.138 orang dan total kematian 5.476 orang.

Anda Suka Tidur Tanpa Bantal? Atau Harus Menggunakan Bantal? Berikut Manfaat dan Kerugiannya

Angka kematian di Italia adalah yang tertinggi di dunia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved