KKB Papua
Teror KKB Papua di Tembagapura Tujuannya Sudah Tercium, Diduga Perebutan Panglima Tertinggi TPNPB
Aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan KKB telah membuat 1.700 warga Tembagapura memilih mengungsi ke Kota Timika.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi penyerangan dari beberapa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari beberapa kabupaten ke Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, membawa ketakutan bagi warga setempat.
Tindak kekerasan bersenjata yang dilakukan KKB telah membuat 1.700 warga Tembagapura memilih mengungsi ke Kota Timika.
Tujuan lain dari pergerakan KKB ke Tembagapura mulai tercium.
Menurut Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Dax Sianturi, ada unsur perebutan kekuasaan di jajaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang saat ini masih diduduki oleh Goliat Tabuni (GT).
"Sebenarnya GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu.
"Namun, ketokohannya GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya. Kedudukan GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada dibawahnya untuk menggeser GT," kata Dax, di Jayapura, Kamis (19/3/2020).

KKB yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok pimpinan Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusbi Waker (GW).
Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB pimpinan Jhony Botak.
Menurut Dax, Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor, sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.
"Saat ini isu Tembagapura sedang memanas dan mereka berharap itu bisa menaikkan nama mereka sehingga keberadaan GT bisa semakin dilupakan," kata dia.
"Bisa jadi pergerakan KKB ke Tembagapura untuk menggeser kedudukan GT yang selama ini kita dengar sebagai Panglima Tertinggi TPNPB," sambung Dax.
Beberapa informasi mengenai pergerakan KKB ke Tembagapura juga dianggap sebagai sebuah propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat.
Termasuk informasi mengenai Egianus Kogoya (EK), Pimpinan TPN OPM di wilayah Ndugama, yang ikut bergerak ke Tembagapura dianggap tidak sesuai fakta.
"Apa yang selama ini dipropagandakan TPNPB itu tidak sesuai fakta di lapangan, sebagian besar menggunakan nama EK untuk propaganda bahwa sudah terjadi penggabungan kekuatan," kata Dax.

Dax menegaskan bila antar KKB masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.