Virus Corona
Vaksin Corona Ditemukan, Para Peneliti Cari Sukarelawan Untuk Disuntik COVID-19, Imbalannya Segini
Para ahli tengah berlomba untuk menemukan vaksin bagi virus corona jenis baru atau COVID-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Para ahli tengah berlomba untuk menemukan vaksin bagi virus corona jenis baru atau COVID-19.
Kabar baiknya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini sudah ada lebih dari 30 jenis vaksin untuk COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh para ilmuan di seluruh dunia.
Bahkan sudah ada negara yang dalam waktu dekat ini mulai berani melakukan uji coba terhadap vaksi yang tengah mereka buat, negara tersebut adalah Inggris dan Amerika.
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, saat ini di Ameriksa Serikat ada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bioteknologi, yang telah mengirimkan vaksin virus corona eksperimental kepada peneliti Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pengiriman vaksin virus bernama Covid-19 itu hanya dalam waktu 42 hari, setelah peneliti China merilis urutan genetik SARS-CoV-2 pada pertengahan Januari lalu.
Melansir Time, botol pertama vaksin tersebut telah perusahaan kirim ke Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) yang merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional (NIH) di Bethesda, Maryland.
Vaksin akan siap mereka ujicobakan pertama kali pada manusia, bulan April nanti.
“Kami tepat waktu setidaknya dan mungkin bahkan sedikit lebih baik,” ujar Dr Anthony Fauci, Direktur NIAID, seperti dikutip CNBC.
CNN mengutip The Wall Street Journal melaporkan, dua dosis vaksin kelak diujicoba ke sukarelawan untuk melihat, apakah itu menghasilkan respons kekebalan yang akan melindungi seseorang dari virus corona.
Fauci mengatakan, akan ada 45 orang yang berpartisipasi dalam penentuan keberhasilan uji coba terhadap vaksin batch pertama yang memiliki nama mRNA-1273 ini.
Nanti, jika uji coba berhasil, pengujian lebih lanjut dan persetujuan peraturan akan AS buat sebelum vaksin itu mereka gunakan secara luas.
Moderna bukanlah satu-satunya perusahaan yang mencoba untuk menemukan vaksi virus corona. Raksasa farmasi Johnson & Johnson (JNJ) dan GlaxoSmithKline (GLAXF) juga sedang melakukan penelitian vaksin ini.
Moderna mengaku mengembangkan virus hanya dalam waktu 42 hari sejak memperoleh informasi genetik virus corona. Ini lebih cepat dari penemuan vaksin untuk SARS yang butuh waktu hingga 20 bulan.
Mengutip CNBC, Fauci menyatakan, vaksin tersebut telah dilakukan pengujian ke dalam tikus dan menunjukkan hasil yang immunogenic. Yakni, memicu respons sistem kekebalan tubuh dan memperlihatkan vaksin itu bisa melawan virus.
Moderna mengembangkan vaksin ini singkat karena mengacu pada metode genetik yang relatif baru, yang tak memerlukan pertumbuhan virus dalam jumlah besar. Vaksin mereka kemas dengan mRNA, materi genetik yang berasal dari DNA dan membuat protein.