Virus Corona
Bangunan Bersejarah Akan Disulap Jadi Rumah Sakit Khusus Virus Corona, Target Dalam 1 Bulan Selesai
Pemerintah pusat akan menyulap rumah sakit di ex camp Vietnam di Galang Batam menjadi Sebuah rumah sakit untuk penanganan virus corona.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menangani virus corona di indonesia.
Informasi terkini, pemerintah pusat akan menyulap rumah sakit di ex camp Vietnam di Galang Batam menjadi Sebuah rumah sakit yang digunakan khusus untuk penanganan virus corona.
Lantas, sebenarnya bagaimana kondisi rumah sakit yang dulunya menyimpan sejarah kelam.
Tempat yang pernah ditempati oleh ratusan ribu pengungsi dari Vietnam tahun 1979 hingga 1997 silam.
Dari penelusuran TRIBUNBATAM.id, seluruh bangunan sudah tampak tua dan tak terawat.
Bagian atap, dinding tembok hingga lantai juga telah menjadi tempat rayap bersarang serta tidak terawat dan dipenuhi semak belukar sejak ditinggal oleh pengungsi 23 tahun lalu.
Bangunan bekas rumah sakit seluas 2 hektare yang berdiri di atas lahan rumah sakit seluas 4 hektare itu bak rumah hantu.
Hanya aroma bau kayu lapuk dan seng berkarat yang bisa ditemui ketika ke lokasi tersebut.
Tidak hanya itu, bahkan lokasi bekas penampungan pengungsi manusia perahu asal Vietnam itu hanya menyisakan bangunan-bangunan tua tak berpenghuni.
Sebagian di antaranya bahkan sudah tak lagi utuh, seperti barak tempat tinggal pengungsi, rumah sakit, dan kantor UNHCR.
Kendati demikian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto usai meninjau bekas rumah sakit pengungsi di ex camp Vietnam, Rabu (4/3/2020) mengaku, pemerintah akan melakukan renovasi terhadap gedung gedung tua itu.

Selain merenovasi bekas gedung tua, direncanakan akan dilakukan penambahan pembangunan gedung baru di atas lahan 4 hektare.
Pengelola aset kawasan ex Camp Vietnam yang merupakan milik BP Batam, Said mengatakan, gedung bekas rumah sakit itu sudah lama tidak dirawat lagi.
Hal itu dikarenakan sudah tidak difungsikan lagi untuk aktivitas medis pengobatan bagi warga pengungsi lantaran pengungsi sudah dikembalikan ke negaranya di Vietnam.
Said yang juga bagian pelaku sejarah yang merasakan suasana kehidupan ratusan ribu manusia kapal alias pengungsi dari Vietnam itu menjelaskan bahwa pada tahun 1996 kawasan ex camp Vietnam sudah steril dari aktivitas pengungsi waktu itu, di mana semua pengungsi sudah dikembalikan ke negara asal masing-masing.
"Saya ingat itu, pada masa tahun 1995 pemerintah Indonesia meminta kepada PBB melaui UNHCR (United Nation High Comissioner for Refugees) agar Pulau Galang dikosongkan dari pengungsi," kata Said.
"Terakhir sisanya tahun 1996 sebanyak 6.000 orang pengungsi vietnam menolak untuk dipulangkan ke negaranya karena menganggap masih terancam, namun PBB menjamin keselamatan mereka dan akhirnya dipulangkan," kata Said.

Said yang telah bertugas di ex camp Vietnam sejak tahun 1986, telah 34 tahun menjadi saksi sejarah bagaimana kehidupan ratusan ribu warga Vietnam berhasil selamat dari Vietnam hingga tiba di penampungan Galang.
Sembari memperlihatkan sejumlah gambar dan artefak peninggalan sejarah warga pengungsi kala itu, Said menceritakan awal mula pengungsi tiba di Kepulauan Riau.
Pada tahun 1975, diawali dengan terdamparnya 75 orang di Pulau Bintan.
Mereka ditampung di Vihara Tanjungpinang.
Selanjutnya pengungsi lain berdatangan dan PBB melalui pemerintah Indonesia pun resmi menunjuk Galang sebagai tempat pengungsian.
Semenjak itu ratusan hingga ribuan pengungsi singgah di Galang. Mereka datang dan pergi bergantian.
Namun pada proses perjalanan kehidupan para pengungsi mulai berlangsung di camp Vietnam ini.

Masa itu, kata dia, banyak kejadian aneh yang terjadi.
Ada pengungsi yang kejiwaannya terganggu. Sehingga terjadi peristiwa-peristiwa tragis seperti penyiksaan, pemerkosaan, hingga bunuh diri.
"Kejadian itu semua ada bukti sejarahnya, ada di dalam museum ini semua," ujar Said yang sehari-hari menjaga museum ex camp Vietnam yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari lokasi bekas gedung rumah sakit itu.
Masih banyak jejak peninggalan sejarah manusia perahu yang tersisa dan hingga kini masih dapat kita lihat, di antaranya ada 2 perahu berwarna biru yang berada di kawasan Camp Vietnam sebagai bukti bahwa perahu itu merupakan saksi sejarah warga pengungsi dapat selamat dan terdampar di Pulau Galang.
Tidak hanya itu, masih banyak bukti peninggalan lainnya, termasuk monumen Humanity Statue yang menjadi saksi bisu tragedi yang menimpa seorang perempuan yang diperkosa oleh sesama pengungsi.

Konon monumen itu dibuat khusus untuk mengenang tragedi yang menimpa seorang perempuan pengungsi bernama Tinh Han Loai.
Dia lebih memilih bunuh diri karena tak kuat menanggung malu setelah diperkosa sejumlah pria sesama pengungsi.
Dan masih banyak cerita lainnya yang pernah terjadi, kalau saya ceritakan satu-satu pastinya banyak cerita yang pernah terjadi.
"Semua cerita sejarahnya ada tersimpan di museum, jadi warga bisa langsung datang ya," kata Said dengan nada tersenyum.
Renovasi Ditargetkan Selesai Dalam Sebulan
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau rumah sakit bekas kamp pengungsi Vietnam dan lahan di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (4/3/2020), untuk tempat penanganan pasien virus corona.
Pemerintah menargetkan renovasi dan pembangunan gedung baru rumah sakit di pulau itu kurang dari sebulan.

Peninjauan ini menindaklanjuti instruksi Presiden RI Joko Widodo yang akan membangun rumah sakit khusus menangani kasus virus, salah satunya virus corona yang mulai mewabah di Indonesia.
"Rehabilitasi ini ditargetkan akan selesai hingga satu bulan ke depan," ujar Hadi saat kunjungan bersama Basuki Hadimuljono di rumah sakit eks kamp pengungsi Vietnam.
Menurut hadi, selain bekas bangunan rumah sakit, saat ini pemerintah juga tengah mencari lahan di sekitarnya untuk dibangun rumah sakit baru untuk penanganan pasien virus corona.
"Jadi tidak sepenuhnya merenovasi rumah sakit bekas pengungsi, nantinya juga akan dibangun gedung yang lain, namun berdekatan dengan lokasi rumah sakit yang lama," jelasnya.
Untuk tahap awal, lanjut Hadi, pemerintah bisa memanfaatkan sejumlah barak atau bangunan yang masih layak tinggal sambil menunggu proses pembangunan gedung baru.
"Target kami gedung baru proses pembangunannya minimal satu bulan dengan jumlah 500 kamar dan mampu menampung 1.000 pasien. Dan juga kita siapkan 2 persen kamar khusus isolasi sebanyak 50 kamar," terang Hadi.

"Setuju apa tidaknya hal itu sepenuhnya keputusan Pak Jokowi," ungkap Hadi.
Dia berharap renovasi dan pembangunan gedung baru rumah sakit tersebut dapat segera direalisasikan sehingga bisa segera digunakan untuk tempat observasi terhadap warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona.
"Mudah-mudahan rencana ini bisa segera terealisasi dan segera kita gunakan untuk para saudara-saudara kita yang harus melaksanakan observasi. Dan apabila ada yang terinfeksi segera bisa kita laksanakan pengobatan di wilayah Galang ini," imbuh Hadi.

Kepala Museum Ex-Camp Vietnam, Said Adnan yang ikut menerima kunjungan Panglima TNI dan Menteri PURP ini mengatakan, bangunan rumah sakit eks pengungsi Vietnam saat ini dikategorikan sudah rusak berat dan tak layak pakai.
Banyak bagian dinding, langit-langit hingga atap yang sudah roboh sehingga tak bisa langsung digunakan.
Cat di dinding pun sudah mengelupas dan berlumut. Tak ada tanda-tanda bahwa bangunan itu adalah rumah sakit besar.

Hanya sebua plang dengan tanda palang merah yang terlihat di salah sisi bangunan.
"Kalau mau dipakai, harus direnovasi dulu," ujarnya.
Adnan mengatakan, bangunan rumah sakit ini digunakan saat Pulau Galang menjadi tempat pengungsian asal Vietnam pada 1979 hingga 1996.

Dahulunya, ada fasilitas lengkap di rumah sakit ini, seperti ruang operasi, laboratorium, radiologi, ruang bersalin hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Selain itu, terdapat ruang rawat inapnya dapat menampung sekitar 150 pasien.
Memudahkan Observasi
Hadi mengatakan, ada beberapa alasan pihaknya menilai eks kamp pengunsi Vietnam di Pulau Galang ini cocok untuk lokasi rumah sakit khusus penanganan kasus virus corona.
Di antaranya karena kemudahan akses dan terintegrasi dengan daratan untuk menuju lokasi "Ex Camp Vietnam".
Selain itu, terdapat Bandara Internasional Hang Nadim di Batam untuk pendaratan pesawat rukuran kecil hingga berbadan lebar.
Gapura pintu masuk ke kawasan eks camp Vietnam di Pulau Galang, Kepulauan Riau (Vincentius Jyestha)
"Jarak bandara dengan lokasi, ex camp Vietnam yang akan didirikan rumah sakit juga terhitung dekat. Bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam," ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut Panglima ex camp Vietnam juga memiliki ketersediaan fasilitas untuk pemukiman warga, mulai air bersih dan listrik.
Ia menegaskan, lokasi Ex Camp Vietnam ini menjadi tempat strategis untuk warga dari dalam dan luar negeri yang diduga terjangkit virus corona.

Dengan begitu, mereka akan lebih mudah untuk dilakukan observasi oleh otoritas pemerintah Indonesia.
"Apabila ada WNI dari luar negeri maupun dalam negeri yang terinfeksi atau harus melakukan observasi kapanpun saja itu bisa langsung ke sini dengan alasan bandara Batam lebih dekat," kata dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bakal Disulap Jadi RS Khusus Corona, Bangunan Bekas Camp Vietnam di Galang Batam Bagai Rumah Hantu, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/05/bakal-disulap-jadi-rs-khusus-corona-bangunan-bekas-camp-vietnam-di-galang-batam-bagai-rumah-hantu?
Subscribe Youtube Channel Tribun Manado: