Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Pasien Dikabarkan Tak Tahu Positif Corona, Achmad Yurianto: Tidak Mungkin Dia Mau kee Ruang Isolasi

Dua warga Depok telah menyetujui sejumlah prosedur pemeriksaan sebelum akhirnya dinyatakan positif tertular virus corona.

Editor: Rizali Posumah
AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT
Ilustrasi 

Per 2 Maret 2020, virus SARS-CoV-2 telah menyebar ke 68 negara dengan 89.212 orang terinfeksi. Sebanyak 3.048 orang meninggal dunia akibat virus ini.

Mengutip Statnews, Selasa (3/3/2020), berikut beberapa percobaan untuk membuat vaksin dan obat Covid-19.

1. Gilead Sciences (California)

Gilead Sciences membuat remdesivir, pengobatan intravena yang digunakan untuk mengobati 1 pasien yang terinfeksi di Amerika Serikat. Pengobatan fase 3 ini rencananya akan dilakukan penelitian lanjutan untuk pasien di Asia.

Akhir bulan ini, Gilead akan mengetes sekitar 1.000 orang yang terkena penyakit Covid-19 untuk memastikan apakah dosis remdesivir yang diberikan beberapa kali bisa menghentikan infeksi.

Tujuan utamanya adalah untuk meringankan demam dan membantu pasien untuk bisa sembuh dalam hitungan dua minggu.

Namun, perlu dilakukan beberapa studi lanjutan terkait remdesivir. Obat ini terakhir mengalami kegagalan ketika berhadapan dengan virus Ebola.

2. Moderna Therapeutics (Massachusetts)

Perusahaan farmasi Moderna Therapeutics membuat rekor pembuatan vaksin tercepat dengan nama mRNA-1273. Vaksin ini dibuat hanya 42 hari setelah virus SARS-CoV-2 ditemukan.

Dalam pembuatan vaksin Covid-19, perusahaan ini bekerja sama dengan National Institutes of Health. Percobaan akan dimulai bulan depan.

Jika mRNA-1273 terbukti aman, dua organisasi ini akan melanjutkan penelitian kepada ratusan pasien lainnya untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut melindungi diri dari infeksi SARS-CoV-2.

Messenger RNA (mRNA) didesain untuk tubuh memproduksi antibody sebagai perlawanan terhadap virus. Moderna Therapeutics mengantongi izin dari Food and Drug Administration (FDA) untuk obat-obatan berbasis mRNA.

3. CureVac (Jerman)

Sama seperti Moderna, CureVac menggunakan mRNA buatan manusia. Layaknya Moderna juga, CureVac mengantongi izin dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

CureVac mengatakan akan siap mengetes vaksin Covid-19 beberapa bulan mendatang. Dua perusahaan ini juga menginisiasi Mobile mRNA Manufacturing Technology, yang secara teoritis bisa membuat vaksin di wilayah mana saja yang terkena epidemi.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved