Virus Corona di Indonesia
Dua WNI yang Positif Covid-19 jadi Kasus Korban Pertama Virus Corona di Indonesia
Dengan pengumuman ini, dengan demikian untuk kali pertama ada penemuan orang yang terjangkit virus corona di Indonesia.
Misalnya, seorang perempuan warga negara Indonesia yang berada di Singapura.
Dia diketahui sebagai WNI pertama yang terjangkit virus corona saat bekerja sebagai pramuniaga di Negeri Singa.
Dia diduga terjangkit virus corona dari sejumlah wisatawan yang datang ke toko tempat dia bekerja.
Kasus berikutnya adalah setidaknya 9 WNI yang terjangkit virus corona saat bekerja sebagai awak kapal pesiar Diamond Princess.
Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dari sembilan WNI itu, lima orang di antaranya dirawat di rumah sakit, sedangkan empat orang sisanya masih di kapal.
Kementerian Kesehatan Singapura mengonfirmasi empat kasus baru virus corona Covid-19.
Tiga kasus dikaitkan dengan klaster Wizlearn Technologies Pte Ltd, sementara satu kasus lainnya terjadi pada warga negara Jepang yang berada di Singapura dan tidak punya riwayat perjalanan ke China maupun Korea Selatan.
Sementara, dua kasus di antaranya diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Batam, Indonesia.
Hingga kini, penelusuran kontak masih dilakukan untuk melihat hubungan dengan kasus-kasus sebelumnya atau riwayat perjalanan, terutama untuk China, Daegu, dan Cheongdo.
Melansir laman resmi Pemerintah Singapura, gov.sg, Minggu (1/3/2020), dilaporkan dua kasus pasien virus corona Covid-19 yang pernah mengunjungi Batam.
• Gejala Virus Corona, Batuk Kering dan Alami Demam Tinggi, Gejala Pertama Mungkin Tak Muncul
Riwayat perjalanan pasien ke Batam
Pertama, kasus 103, yaitu seorang perempuan berusia 37 tahun. Perempuan ini berkebangsaan Singapura dan diketahui tidak memiliki riwayat perjalanan ke China, Daegu, dan Cheongdo.
Akan tetapi, ia pernah mengunjungi Batam. Setelah ditelusuri, pasien tersebut merupakan anggota keluarga dari pasien kasus nomor 93 dan dihubungkan dengan kasus nomor 101.
Adapun, kasus 93 dilaporkan pada 26 Februari 2020.
Pasien merupakan laki-laki berusia 38 tahun, berkebangsaan Singapura, dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke China.