Perdana Menteri Malaysia
Mahathir Mohamad Kembali Calonkan Diri Sebagai PM Malaysia, Ingkari Janjinya kepada Anwar Ibrahim?
Dalam pengumumannya, dia mengaku mendapatkan dukungan dari Pakatan Harapan yang dipimpin oleh mantan seteru politiknya, Anwar Ibrahim.
Meski begitu, dia mengaku bisa menerima mantan politisi UMNO sepanjang mereka bersih. "Mungkin pendekatan Muhyiddin lebih lunak dari pada saya," jelasnya.
Koalisi Pakatan sempat mencabut dukungan bagi Mahathir setelah dia berniat untuk membentuk pemerintahan dengan menggabungkan penguasa serta oposisi.
Namun pada Sabtu, koalisi pimpinan Anwar tersebut berbalik arah, dan memutuskan mendukung PM yang pernah menjabat pada periode 1981-2003 itu.
Anwar sendiri pada siang waktu setempat menyatakan, dia sudah menemui Raja Malaysia di Istana Negara untuk menyampaikan dukungan bagi Mahathir.
• Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, Kawan sekaligus Lawan, Pasang Surut Perseteruan Dua Politisi Ini
Pengkhianatan Mahathir Mohamad, Anwar Ibrahim: Mahathir Janji Serahkan Kekuasaan ke Saya
Pengakuan mengejutkan dari Politisi senior Malaysia Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim akhirnya buka suara di tengah beredarnya kabar bahwa koalisi baru pemerintahan Malaysia akan segera diumumkan.
“Saya jujur sangat kaget dengan dinamika politik yang sedang terjadi. Ini adalah pengkhianatan karena jelas sudah ada janji Mahathir akan menyerahkan kekuasaan ke saya,” tutur Anwar di kediamannya, Minggu (23/2/2020) malam, dikutip oleh Malaysia Kini.
Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengiyakan bahwa koalisi pemerintahan baru akan terbentuk paling cepat besok.
“Walaupun sejauh ini belum ada pengumuman malam ini, dari informasi yang saya terima, koalisi baru tinggal menunggu waktu.”
Anwar melanjutkan, walau kaget, dia sudah mengetahui upaya untuk menjegalnya menjadi orang nomor satu "Negeri Jiran”.
Pembentukan koalisi pemerintahan baru akan terdiri dari pecahan Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Partai Bersatu.
Kemudian, kubu oposisi Barisan Nasional dimotori Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) untuk membuyarkan ambisi Anwar menjadi PM Malaysia.
Politisi berusia 72 tahun itu telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.
Anwar yang mendekam dua kali di penjara karena kasus sodomi berkali-kali berhasil melakukan comeback politik dengan memimpin gerakan oposisi.