Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Plasma Darah Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Bisa Obati Korban Covid-19? Ini Penjelasan Ahli

Plasma darah tersebut diyakini memproduksi antibodi alami untuk mengobati mereka yang masih sakit.

Editor: Frandi Piring
Twitter/XHNews
Ilustrasi virus corona tak hanya menyerang secara fisik, namun juga secara psikis. Untuk itu pemerintah China juga memberikan layanan psikologis bagi warganya. 

Tapi, menurut para ahli, dokter harus ekstra waspada untuk kemungkinan efek sampingnya.

Antibodi merupakan protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan 'penjajah', seperti virus, bakteri atau zat asing lainnya.

Meski begitu, dibutuhkan waktu bagi tubuh untuk meningkatkan produksi antibodi yang bisa menjadi obat baru.

Apabila virus atau bakteri mencoba menyerang lagi di masa mendatang, tubuh akan mengingat dan secara cepat menghasilkan pasukan antibodi.

Penyintas Covid-19 masih memiliki antibodi terhadap virus corona dalam darah mereka.

Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah). Sampel virus diambil dari seorang pasien AS yang terinfeksi. Para ahli menambahkan gambar agar lebih tampak
Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah). Sampel virus diambil dari seorang pasien AS yang terinfeksi. Para ahli menambahkan gambar agar lebih tampak (via Kompas.com)

Menyuntikkan antibodi dari darah mereka pada orang yang sakit, secara teoritis bisa membantu pasien melawan infeksi lebih baik.

Dengan kata lain pengobatan ini akan mentransfer kekebalan tubuh penyintas pada pasien sakit.

Benjamin Cowling, profesor epidemionologi di Universitas Hong Kong, mengatakan pendekatan serupa juga pernah dilakukan saat pandemi flu.

"Saya senang mengetahui bahwa plasma dari pasien yang telah sembuh sedang diuji," ujar Carol Shoshkes Reiss, profesor biologi dan ilmu saraf di Universitas New York.

Namun, Reiss menyebutkan, para ahli dan dokter perlu mengendalikan kemungkinan efek dari pengobatan tersebut.

Meski begitu, tak semua orang yakin, menggunakan plasma darah penyintas pada pasien terjangkit Covid-19 merupakan hal masuk akal.

Dua pasien sembuh dari virus corona mengisahkan ceritanya. Seorang diantaranya mengatakan penyakit ini lebih seperti pilek berat.
Dua pasien sembuh dari virus corona mengisahkan ceritanya. Seorang diantaranya mengatakan penyakit ini lebih seperti pilek berat. (CNN via express.co.uk / Daily Mirror)

Selain penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air selama 20 detik setelah pergi ke kamar mandi, sebelum makan, dan setelah batuk dan bersin juga

"Saya pikir perawatan teoretis ini adalah ide bagus."

"Tapi lebih baik kita melakukan prosedur normal untuk memastikan bahwa perawatannya aman dan efektif, sebelum diuji coba pada orang," tutur Dokter Eric Cioe-Pena, direktur kesehatan global di Northwell Health, New York.

"Saya pikir kita harus melakukan proses ilmiah untuk melanjutkan dan mencoba mempelajari perawatan ini sebelum memberlakkannya."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved