Kebocoran Radiokatif di Tangsel Tak Separah Chernobyl
Penemuan radioaktif di sebuah lahan kosong di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TANGSEL - Penemuan radioaktif di sebuah lahan kosong di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, telah menggegerkan warga sekitar. Bagaimana tidak, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyebut paparan radioaktif di lokasi tersebut cukup tinggi. Menurut BAPETEN, paparan radioaktif di lokasi tersebut telah terdeteksi sejak akhir Januari.
• NAP-JG-SR-SS Menguat: Perang Segi Empat di Minut
Kemudian pada 7 dan 8 Februari BAPETEN menggali tanah di tempat paparan radioaktif itu. Di tempat itu ditemukan serpihan limbah mengandung radioaktif di tanah sedalam kurang lebih 1 meter. ”Nah itu ketemu serpihannya seperti kerikil ini. Jadi susah mengangkutnya,” kata Sekretaris Utama BAPETEN, Hendriyanto, di lokasi, Sabtu (15/2).
Meski serpihannya sudah diangkut, ternyata pada 11 Februari BAPETEN masih menemukan paparan tinggi radioaktif di lokasi tersebut. Sehingga lokasi yang dimaksud kemudian dipasang garis pembatas. BAPETEN juga telah memeriksa jenis radioaktif dari sampel tanah yang diambil. Berdasarkan uji laboratorium, salah satu jenis radioaktif telah diketahui yaitu Cs-137 atau Cesium 137.
Menurut Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol BAPETEN, Abdul Qohhar, zat Cs-137 atau Cesium 137 yang ditemukan itu biasanya digunakan oleh pabrik kertas dan pabrik baja. ”Jadi untuk cesium 137 ini biasanya digunakan untuk keperluan industri biasa. Saya ambil contoh dua industri yang biasa menggunakan radioaktif dan antara lain cesium itu misalkan pabrik kertas dan pabrik baja,” kata Abdul saat ditemui di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Minggu (16/2).
Cs-137, kata Abdul, biasa digunakan untuk melihat ketebalan kertas dan juga untuk memproduksi baja. Ia menyatakan, pembuatan kertas dan baja juga didukung zat-zat lainnya. ”Jadi untuk melihat ketebalan kertas yang diproduksi apakah itu sama atau tidak melihat ketebalan baja dan densitas (massa jenis) baja yang diproduksi itu sama atau tidak salah satunya menggunakan cesium dan juga menggunakan sumber yang lain,” ujarnya.
Sejauh ini pihak BAPETEN membantah munculnya radiasi radioaktif jenis Cs-137 di Perumahan Batan Indah dipicu adanya kebocoran reaktor nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Serpong. Abdul menjelaskan jika radiasi zat radioaktif ini berasal dari fasilitas reaktor nuklir yang bocor, tentu tak hanya cesium 137 yang ditemukan, namun ada zat-zat lain selain Cs-137. Sementara di Perumahan Batan Indah, pihaknya hanya menemukan Cs-137 saja. Tak ada zat radioaktif yang lain.
BAPETEN juga memastikan temuan yang terjadi saat berbeda dengan bencana kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl yang terjadi lebih dari 30 tahun lalu di Rusia. Menurut Kepala Biro Hukum, Kerja Sama dan Komunikasi Publik BAPETEN, Indra Gunawan, terdapat perbedaan antara dua peristiwa itu. Menurutnya, temuan yang ada di kompleks Perumahan Batan Indah ini wilayah terpapar radioaktifnya hanya seluas 10 meter x 10 meter. ”Ini kemungkinan tidak akan meluas, skalanya berbeda, hanya pada radius 10 meter kali 10 meter yang ada di lokasi saja,” ujar Indra.
• BIAYA OPLAS Muhammad Fattah Atau Lucinta Luna, Lebih Mahal Bagian Tubuh yang Mana?
Menurutnya, unsur ini akan mendekati titik normal pada wilayah yang ada di luar wilayah paparan sehingga tidak perlu dikhawatirkan. "Semakin jauh dari lokasi yang terpapar itu, semakin turun unsurnya dan mendekati paparan normal, artinya tidak ada masalah," jelas Indra.
Kemarin Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) terus melakukan pembersihan radiasi radioaktif jenis CS-137 di Perumahan Batan Indah. Menurut Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BATAN, Heru Umbara, upaya pembersihan memerlukan waktu hingga 20 hari sejak 12 Februari 2020. "Namun diharapkan bisa dinyatakan bersih sebelum 20 hari," kata Heru.
Heru menjelaskan, upaya pembersihan yang dilakukan BATAN adalah dengan mengambil sumber pemapar yang memancarkan radiasi di atas ambang dan mengambil seluruh vegetasi dan tanah untuk dilakukan pengujian.
Selain itu, BATAN juga akan memeriksa kadar radioaktif di tubuh 9 orang warga Perum Batan Indah. Menurut Heru, 9 orang sampel warga tersebut ditentukan oleh BAPETEN. Lima warga di antaranya akan diperiksa Senin (17/2) ini, dan empat sisanya akan diperiksa pada Selasa (18/2) di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Batan di Jakarta Selatan. "Prosesnya, mengukur seluruh tubuh, pakai detector. Pernah lihat CT Scan? Sama seperti itu. Analisanya lain lagi," kata Heru.
Heru mengatakan, prosesnya akan memakan waktu sekira 20 sampai 30 menit untuk scanningnya, tidak termasuk untuk persiapan dan proses analisa. "Ya mungkin dua hari sudah bisa diketahui hasilnya. Nanti silakan tanya ke BAPETEN. Seluruh data, kami berikan ke BAPETEN sebagai penanggung jawab. Habis itu kita evaluasi bersama, seperti hari ini evaluasi harian," kata Heru.
Selain memeriksa kadar radioaktif di tubuh 9 orang warga, BATAN kemungkinan juga akan memeriksa kadar radioaktif ayam dan hewan peliharaan warga Perum Batan Indah. Hal itu karena lokasi ditemukannya limbah radioaktif tersebut merupakan hamparan tanah kosong berupa kebun. Di lokasi tersebut beberapa ekor ayam ditemukan berkeliaran.
Sejauh ini tim dari BATAN telah memeriksa pohon dan tumbuhan di sekitar lokasi meski hasilnya belum diketahui. "Nanti kemungkinan kalau ada indikasi ke arah sana kita akan lakukan ke arah situ (periksa ayam dan peliharaan warga). Tapi tumbuhan, pohon, sudah kita lakukan, tapi hasilnya belum keluar," kata Heru. Ia mengatakan timnya juga telah memeriksa air di sekitar lokasi. Heru menyatakan air di sekitar lokasi dalam kondisi aman.

Gandeng Polisi Lakukan Investigasi