Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

AHY Kunjungan Kerja di Manado

Andrei-Icad Punya 50 Ribu Suara di Manado, AHY Restui MOR-Kristo

Perebutan kursi wali kota Manado panas! PDIP kukuh menguasai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara. Setelah memenangkan Pemilu April 2019.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
istimewa
Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw dan Gubernur Olly Dondokambey. 

Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah keberadaan taman. Kota ini mesti memperbanyak taman. Selain menjadi taman kota, juga menjadi tempat liburan, tempat refreshing warga menikmati kota. Kalau banyak taman, tentu masyarakat juga senang, dan semakin banyak pilihan untuk menikati refreshing.

Hal-hal seperti itu akan diketahui dan terpecahkan solusinya kalau pimpinan mau menongkrongi dan memantau secara detail semua permasalahan yang dihadapi masyarakat. Apalagi sekarang ini kan sudah cukup banyak permasalahan yang sering dihadapi rakyat diambil alih oleh negara. Misalnya jaminan kesehatan sudah diambil alih negara, jadi tinggal beberapa saja yang mesti memerlukan tenaga dan pikiran kepala daerah untuk melaksanakan.

Anda optimistis bisa melaksanakan itu?

Kalau sudah memilih jalur itu, tentu harus bisa mewujudkan. Sebagai politisi bukan sekadar mencari menang, tapi apa yang menjadi visi dan misi pemimpin itu? Apakah niatnya memimpin untuk kesejahteraan rakyatnya atau sebaliknya?

Tapi sebagai pemimpin pasti berharap rakyatnya sejahtera. Otomatis harus mencurahkan semua tenaga dan pikiran untuk kemakmuran rakyat, sehingga harus bisa membaca dan menerjemahkan visi dan misi pimpinan, bisa koordinasi dengan baik agar semua proses pembangunan berjalan maksimal.

Calon Demokrat
Pada Selasa (11/2/2020) pagi, Ketua DPD PDIP Sulut yang juga Gubernur Sulut Olly Dondokambey menuturkan, jika partai yang dipimpinnya sudah menunjuk enam nama dalam pilkada serentak di Sulut pada 2020 ini.

Untuk Kota Manado, PDIP akan mengusung Andrei Angouw, Pilkada Bitung mengusung Maurits Mantiri, Kabupaten Bolsel mengusung Iskandar Kamaru, Pilkada Tomohon mengusung Carrol Senduk, Pilkada Minahasa Utara mengusung Joune Ganda, Pilkada Minahasa selatan mengusung Franky Wongkar dan tinggal Pilkada Boltim, PDIP belum memutuskan nama yang akan diusung lantaran tak cukup modal untuk mengusung sendiri.

Sementara itu, sejak Rabu (12/2/2020), Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau lebih dikenal dengan sebutan (AHY) berada di Kota Manado.
Putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu melaksanakan pertemuan dengan beberapa pengurus Partai Demokrat Sulut dan kabupaten kota di Warong Kobong, Kamis kemarin.
AHY didampingi Ketua DPD PD Sulut EE Mangindaan, Sekretaris Marthen Manuel Manoppo serta Bendahara Umum Mor Dominus Bastiaan serta pimpinan partai lainnya.
AHY mengatakan, ia melakukan rapat dan pembahasan untuk pilkada. "Kalau Kota Manado saya merestui Bapak Mor D Bastian dan Kristo Ivan Lumentut maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Manado," kata AHY.

Ferry Daud Liando
Ferry Daud Liando (ISTIMEWA)

Persaingan Ketat di PDIP

Ferry Liando, Pengamat Politik dari Unsrat mengatakan terlalu banyak figur yang hendak memperebutkan jalur parpol untuk pencalonan. Apalagi untuk PDIP. Banyak tokoh politik yang memperebutkan parpol ini, sehingga kompetisi masing-masing bakal calon sangat ketat.

Jika yang bersangkutan tidak bisa melalui pencalonan di jalur parpol, maka bisa menggunakan jalur perseorangan atau pencaloan melalui nonparpol.
Syaratnya harus ada dukungan sebanyak 30.885 penduduk atau setara dengan 8,5 persen jumlah penduduk yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019. Sebaran dukungan tersebar di 6 kecamatan dari 11 kecamatan di Manado.
Hanya dengan dua hal ini sehingga siapapun bisa berpeluang menjadi calon.

Adapun, 4 jenis karakter pemilih di Manado yang kemudian dapat mempengaruhi sikap pilihannya. Pemilih yang berpola pikir pragmatis. Jenis pemilih ini adalah pemilih yang tidak mengukur kapasitas dan moralitas calon sebagai dasar baginya untuk memilih.

Pilihannya sangat tergantung siapa calon yang memberikannya hadiah seperti uang dan barang. Tingginya tingkat partisipasi pemilih pada pilkada sebelumnya disebabkan bukan karena kesadaran pemilih sebagai warga negara yang baik, tetapi kehadirnya di tempat pemungutan suara disebabkan karena berutang pada calon yang telah memberinya uang atau barang.

Pemilih yang berpola pikir sosiologis. Jenis pemilih ini tidsk mengandalakan calon yang berkualitas dan calon yang membagikan uang. Pilihannya sangat tergantung pada hubungan emosional antara dirinya dengan calon.

Nama lain dari pemilih ini adalah pemilih emosional. Pemilih akan memilih bagi calon yg memiliki kesamaan latarbelaang dgn calon. Seperti kesamaan asal usul, kesmaan etnik atau kesamaan agama.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved