Virus Corona
TIM Medis di Wuhan China Terpaksa Pakai Pakaian Pelindung Sampai 9 Jam, Idealnya Hanya 4 Jam
Kekurangan kebutuhan harian penting seperti masker dan pakaian pelindung, akhirnya tim medis harus menggunakan pakaian itu hingga 9 jam.
Korban meninggal dunia karena terjangkit virus corona setiap hari bertambah. Sudah mencapai ribuan orang.
Bukan tanpa penanganan. Tim medis di Wuhan China sudah berusaha semaksimal mungkin. Bahkan banyak yang dikorbankan saat sedang merawat pasien terjangkit virus corona.
Banyak yang tak tahu. Ternyata seperti inilah keadaan tim medis di Wuhan China saat menangani pasien virus Corona.
Mereka mendapatkan tantangan yang sangat serius: kelelahan hingga ancaman penularan. Jika sudah tertular, kematian mengintai.
Kecapekan dan kekurangan staf, para pekerja medis harus berhadapan dengan ribuan kasus baru per pekan di Wuhan, kota asal penyebaran virus.
Kebanyakan dokter memeriksa pasien tanpa peralatan layak, atau terpaksa terus memakai perlengkapan yang sama di saat mereka harus menggantinya.
Bahkan, di antara mereka ada yang mengenakan popok untuk menghindari terbuangnya banyak waktu akibat harus melepaskan pakaian pelindung saat ke toilet.
Salah satu dokter di klinik umum Wuhan mengungkapkan, dia dan 16 koleganya sudah menunjukkan gejala virus dengan nama resmi Covid-19 itu.
Di antara gejala yang ditimbulkan karena virus corona antara lain adalah adanya infeksi paru-paru, serta batuk terus menerus.
"Sebagai dokter, tentunya kami tidak ingin bekerja sementara kamilah sumber virus itu," kata dokter yang tidak ingin identitasnya diketahui itu dilansir AFP Rabu (12/2/2020).
Namun, dia mengatakan bahwa saat ini, tidak ada yang bisa menggantikan mereka. Tim medis yang tidak mengalami demam diminta untuk terus bekerja.
Lebih dari 1.100 orang meninggal dan 42.600 lainnya terinfeksi, dengan sebagian besar kasus terjadi di Wuhan maupun kota lain di wilayah Provinsi Hubei.
Risiko tim medis bisa terpapar muncul dari Li Wenliang, dokter yang terinfeksi ketika tengah merawat pasien, di mana sebelumnya dia sempat memperingatkan akan adanya potensi wabah.
Namun, peringatannya tersebut berbuah "kunjungan" dari polisi, di mana dia sempat diancam bakal diproses hukum karena dianggap menyebarkan kabar bohong.
Pada akhirnya, virus Covid-19 pun mewabah sesuai dugaan Li Wenliang. Dia sendiri diketahui meninggal dunia pada Jumat lalu (7/2/2020).