Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Kesehatan

HASIL PENELITIAN 5 Risiko Kesehatan Akibat Kesepian dan Kesendirian, Demensia hingga Kematian Dini

Para ilmuwan masih meneliti hubungan antara kesehatan mental dan fisik serta bagaimana kesepian memengaruhi tubuh.

Editor: Aldi Ponge
NET
Ilustrasi 

Studi di tahun 2011 menemukan, orang-orang yang kesepian mengalami lebih banyak gangguan tidur malam dibandingkan mereka yang tidak.

Para peneliti mengungkap, hubungan antara gangguan tidur dan kesepian tetap ada, bahkan setelah menghitung status perkawinan dan ukuran keluarga.

Ini menunjukkan, kesepian tergantung pada bagaimana orang memandang situasi sosial mereka daripada situasi itu sendiri.

Sebanyak 95 partisipan dalam penelitian ini semuanya mempunyai hubungan sosial yang kuat dan merupakan bagian dari komunitas pedesaan South Dakota, yang saling berhubungan erat.

Namun, peneliti menemukan, bahkan perbedaan kecil dalam tingkat kesepian tercermin dari tidur mereka.

3. Meningkatkan risiko demensia

Pada studi tahun 2012 terhadap sekitar 2.200 orang dewasa di Amsterdam, Belanda, terungkap, responden yang melaporkan kesepian --terlepas dari jumlah teman dan keluarga-- lebih mungkin mengalami demensia, daripada mereka yang hidup sendiri.

Peserta penelitian berusia antara 65-86 tahun tidak memperlihatkan tanda-tanda demensia dan tidak tinggal di panti jompo.

Sekitar setengahnya hidup sendirian, dan 20 persen melaporkan merasa kesepian. Hampir dua pertiga dari mereka adalah perempuan.

Setelah menyesuaikan faktor seperti usia, para peneliti menemukan, kesepian meningkatkan risiko demensia sebesar 64 persen.

Namun, mereka mengingatkan, hal itu tidak membuktikan jika kesepian menyebabkan demensia, dan mencatat hal sebaliknya bisa benar.

Sebab, demensia dan perubahan suasana hati yang menyertainya dapat berkontribusi pada beberapa penolakan sosial dari kesepian.

4. Berkontribusi pada kematian dini

Dua studi di tahun 2012 menemukan, hidup sendirian --atau merasa kesepian-- bisa meningkatkan risiko kematian dini.

Penelitian diikuti sekitar 45.000 orang berusia 45 tahun ke atas yang mempunyai penyakit jantung atau berisiko tinggi mengalami penyakit tersebut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved