Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Flu Biasa Membunuh Lebih Banyak Orang Ketimbang Virus Corona, Peneliti: Ke Mana Wabah Ini Pergi?

Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Kekebalan di Colombia University, berada di Guangzhou & Beijing, untuk memberikan saran pada pejabat kesehatan

Editor: Finneke Wolajan
Istimewa Via Tribun Jogja
Ilustrasi influenza atau pilek 

Virus corona muncul di Wuhan sekitar satu bulan lalu dan telah menyebar dari 300 orang hingga lebih dari 40.000 orang.

Kasus baru tumbuh ribuan setiap hari, sebagian besar di China.

Umumnya, virus corona menginfeksi hewan, namun terkadang dapat berevolusi dan menyebar ke manusia.

Gejalanya dapat meliputi demam, sakit tenggorokan dan sesak napas.

Penyakit pernapasan ini mampu menyebar melalui kontak manusia ke manusia, kata pejabat kesehatan dunia.

Virus corona juga bisa menyebar sebelum gejala muncul.

Pejabat kesehatan memperkirakan, sekitar 20 persen pasien mengalami sakit parah, yang memicu pneumonia dan gagal bernapas.

Lipkin memperkirakan, tingkat kematian akibat virus corona akan mencapai kurang dari satu persen dari jumlah yang terinfeksi.

Tapi angka itu "spekulatif" karena tes antibodi lebih lanjut perlu dilakukan.

"Sehingga kita dapat mengetahui siapa yang mungkin telah terinfeksi tapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit," ucap dia.

Menanggapi pertanyaan apakah pemerintah China bersikap transparan tentang virus corona, Lipkin menganggap perlu untuk menyebarkan informasi yang dimiliki.

"Apa yang dapat dianggap sebagai kurangnya transparansi barangkali sebenarnya adalah ketidaktahuan mengenai apa yang terjadi," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Flu Musiman Lebih Buruk Dibanding Virus Corona?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved