Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Cerita Lailal Mina Firdaus, Mahasiswi Yang Mendapat Beasiswa Pemerintah China, Dia Masih di Wuhan

Ada seorang mahasiswa yang mendapat beasiswa dari pemerintah china. Dia saat ini masih berada di Wuhan.

Istimewa/ TribunJatim.com
Pengakuan Mahasiswa Madura Soal Kondisi di Wuhan Saat Corona Mewabah: Kami di Sini Mulai Khawatir 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita seorang mahasiswi yang mendapat Beasiswa dari pemerintah China dan kini dia masih berada di Wuhan

Dia sedang menempuh pendidikan S2 di negara tersebut, tepatnya di Huazhong University of Science and Technology.

Namanya Lailal Mina Firdaus, mahasiswi asal Pamekasan, Madura, yang saat ini berada di Wuhan, China mengaku ingin segera pulang ke Indonesia.

Merebaknya virus Corona di Wuhan yang mengakibatkan banyak korban tersebut, membuat dirinya resah dan juga khawatir akan ikut terjangkit virus mematikan itu.

Perempuan asal Desa Teja Timur Pamekasan tersebut mengatakan, dirinya menerima beasiswa dari Pemerintah China sejak September 2018 lalu.

Sampai saat ini, dia mengaku masih bertahan di Wuhan yang merupakan daerah pusat mewabahnya virus Corona tersebut.

"Posisi saya sekarang sedang di Wuhan. Saya sedang menempuh pendidikan S2 di Huazhong University of Science and Technology, jurusan Teaching Chinese, sekarang semester 2," kata Firda sapaan akrabnya kepada TribunMadura.com melalui via Whatsapp, Sabtu (1/2/2020).

Selain itu, Firda menyampaikan, saat ini, dia dan mahasiswi lainnya yang juga dari Indonesia dalam kondisi sehat.

"Kondisi saya saat ini Alhamdulillah sehat, teman-teman WNI yang di sini juga Alhamdulillah baik-baik saja, tidak ada yang terkena virus," ucapnya.

Anak seorang guru SD di Pamekasan ini juga menceritakan, perasaan yang dia rasakan kali ini bersama teman-temannya di Wuhan, merasa khawatir dengan kebutuhan sehari-hari.

Sebab kata Firda, saat ini di Wuhan untuk membeli kebutuhan logistik sangat sulit dan mulai susah.

"Kami di sini mulai khawatir dengan kondisi kebutuhan logistik yang mulai susah, karena di sekitar apartemen tempat tinggal saya hanya ada 1 atau 2 toko saja yang buka. Itupun kalau ada bahan makanan yang dijual," bebernya.

"Pembeli cepet-cepetan juga, jadi sering gak kebagian. Masker juga mulai langka disini," sambung dia.

Mahasiswa Alumni Universitas Brawijaya Malang itu juga mengaku, harus menghemat kebutuhan logistik atau bahan makanan yang ada saat ini untuk dipakai selama beberapa hari ke depan.

Kata Firda, ketika dirinya ingin ke luar dari apartemennya untuk membeli kebutuhan pokok, merasa takut dan khawatir akan ikut terjangkit wabah virus corona yang mematikan tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved