Tujuh Negara Siapkan Evakuasi dari Wuhan: 20 Ribu Turis China Batal ke Jepang
Sejumlah negara mengirimkan pesawat khusus ke Wuhan, Provinsi Hubei, China, untuk mengevakuasi warganya dari lokasi asal muasal virus corona
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, BEIJING - Sejumlah negara mengirimkan pesawat khusus ke Wuhan, Provinsi Hubei, China, untuk mengevakuasi warganya dari lokasi asal muasal virus corona yang telah menelan korban jiwa 106 orang itu.
• Siswa MIS Tuai Prestasi di Tingkat Internasional
Sebanyak tujuh negara yang melakukan proses evakuasi tersebut antara lain Amerika Serikat (AS) , Jepang, Australia, India, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris. Sekira 240 orang Amerika akan dievakuasi dari Wuhan, Rabu (28/1) pagi waktu setempat, transit di Anchorage, Alaska, sebelum tiba di Ontario, California.
Sejumlah diplomat AS yang bermarkas di Wuhan dan keluarga mereka juga diperkirakan akan dievakuasi menggunakan pesawat khusus, kata seorang pejabat AS.
Sedangkan Jepang mengirim penerbangan charter ke Wuhan Selasa malam untuk mengambil sekitar 200 warganya. Pesawat akan meninggalkan Wuhan Rabu pagi dan akan tiba di Tokyo pada tengah hari waktu setempat.
Sekira 650 warga Jepang telah meminta untuk kembali ke Jepang, dan pemerintah akan mengirim lebih banyak penerbangan mulai Rabu dan seterusnya. Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan pesawat carter membawa bantuan berupa masker dan pakaian pelindung.
Kamome, agen perjalanan berbasis di Tokyo, spesialis tur untuk pelancong asal China telah menerima 20 ribu pembatalan menyusul keputusan Beijing memberlakukan pembatasan perjalanan warga di beberapa kota.
Staf di Kamome tetap optimis dalam menghadapi pembatalan itu karena mereka telah menghadapi situasi serupa selama krisis sindrom pernapasan akut (SARS) 2003. Pada 2019, jumlah turis China ke Jepang mencapai 9,6 juta orang alias sepertiga wisatawan asing di negara itu.
• Harian Tribun Manado dan PWI Sulut Sukses Gelar UKW
Menteri Kesehatan Australia mengatakan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri China untuk memulangkan warga Australia di Wuhan, termasuk 100 pemuda Australia.
Pemerintah India sedang mencari kemungkinan opsi perjalanan keluar dari Provinsi Hubei untuk warganya di Wuhan. Rencana itu muncul setelah ada laporan 56 mahasiswa India di Fakultas Kedokteran Universitas Wuhan telah terperangkap di kota itu.
Pemerintah Korea Selatan mengirim empat pesawat carter untuk mengevakuasi warganya dari Wuhan. Hampir 700 warga Korea Selatan telah mengajukan permohonan untuk diterbangkan keluar dari Wuhan.
Begitu pula pemerintah Prancis akan menerbangkan warganya dari Wuhan pada minggu unu. Menteri Kesehatan Prancis menyebut ada sekira 800 warga Prancis di Wuhan.
Sementara Inggris sedang mencari alternatif untuk membantu warga Inggris yang terperangkap di Wuhan. Menteri Dalam Negeri Inggris menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan kemungkinan penerbangan evakuasi.
Tenaga bantuan
Provinsi Hubei saat ini memang tengah diisolasi, sehingga sekira 60 juta penduduknya dilarang bepergian keluar wilayah itu. Ibu kota provinsi, Wuhan, hampir terisolasi sepenuhnya, tanpa ada gerakan masuk atau keluar dari wilayah itu.
Staf rumah sakit di Hubei berjuang untuk mengatasi jumlah pasien, dan persediaan obat-obatan hampir habis. Tak pelak pemerintah China telah mengerahkan 1.800 lebih tenaga medis ke provinsi itu untuk membantu.
• Begini Harapan Olly kepada Pengurus APDESI
Pemerintah Hongkong telah mengumumkan pegawai pemerintah diizinkan untuk bekerja dari rumah ketika liburan Tahun Baru Imlek berakhir pada Rabu. Hal itu tidak termasuk pekerja layanan darurat dan orang-orang yang bekerja untuk layanan publik.
Sektor swasta juga didesak untuk membuat pengaturan serupa. Ada banyak seruan di Hong Kong agar kota itu menutup perbatasannya dengan China.
Dari Filipina dilaporkan, negara itu menangguhkan pemberlakuan visa on arrival terhadap warga China sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona. Biro Imigrasi Filipina mengatakan program visa on arrival sering digunakan oleh kelompok-kelompok wisata Tiongkok ketika mengunjungi Filipina. Namun tidak ada larangan warga China memasuki negara itu.
Kirim 10 Ribu Masker untuk WNI di Wuhan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui Bidang Logistik dan Peralatan, akan mengirimkan bantuan 10 ribu lembar masker N95 untuk warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, Provinsi Hubei, China dan sekitarnya.
Pengiriman tersebut dilakukan sebagai respons cepat BNPB atas permohonan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing terkait wabah virus Corona di China.
"Ada 10 ribu masker untuk WNI dikirim besok," ujar Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Prasinta Dewi, Selasa (28/1).
KBRI Beijing mendapatkan instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk membagikan masker kepada semua WNI di China. Stok masker di China tidak tersedia di hampir seluruh wilayah.
Dalam keterangannya, Kepala BNPB Doni Monardo memberi arahan kepada jajaran BNPB unutk melaksanakan apa yang tertuang dalam UU Nomor 24 tahun 2007 terkait bencana nonalam dan Inpres No 4 tahun 2019,. Pengiriman bantuan dapat segera dilakukan tanpa menunggu status darurat, terlebih untuk kasus seperti yang terjadi di China.
"Saya minta BNPB harus bisa mempersiapkan diri karena amanah undang-undangnya termasuk bencana nonalam, termasuk pandemik merupakan tanggung jawab BNPB. Termasuk diperkuat dengan inpres no 4 thn 2019. Saya minta tidak perlu menunggu status," kata Doni.
Selain China untuk kasus virus Corona, BNPB juga telah memberikan bantuan logistik, peralatan hingga tenaga ahli kepada beberapa negara seperti Nepal (gempa bumi), Bangladesh (pengungsi Rohingya), Vanuatu (angin topan), Filipina (angin topan), Fiji (angin topan), dan sebagainya. (cnn/deo/feb)