Sebelum Menjadi Dirut TVRI, Helmy Yahya Sempat Dilarang Tantowi
Helmy Yahya mengungkap bagaimana dirinya sebelum menjadi pucuk pimpinan di televisi milik negara. Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI.
"Kami cuman tunda dan Mola TV yang kami utangi tidak apa-apa. Kenapa meleset (bayar) karena PNBP kami datangnya bisa diakhir tahun, Mola TV pun sangat maklum," kata Helmy.
Bantah TVRI didominasi program asing
Helmy Yahya membantah kabar yang menyebut bahwa program yang ditayangkan TVRI didominasi program asing.
Hal tersebut disampaikan Helmy Yahya saat rapat dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).
Di bawah masa kepemimpinannya, program asing di tayangan TVRI tidak mencapai 10 persen durasinya dari total hampir 8 ribu jam tayang nasional yang menjadi tuntutan TVRI.
Sejauh ini TVRI sendiri sebenarnya telah memiliki 30 stasiun televisi yang tersebar di semua daerah di Indonesia, bahkan sampai ke Papua Barat.
"Kalau dihitung, setiap hari siaran 4 jam itu semuanya program lokal. 4 jam itu bila saya kalikan dengan 365 hari dan 30 stasiun TV yang ada, itu total 42 ribu jam untuk program lokal," kata Helmy Yahya.
Semua program lokal tersebut dimanfaatkan Helmy Yahya untuk mengangkat budaya dan bahasa daerah, pendidikan, informasi-informasi yang kiranya berguna bagi masyarakat.
Sehingga, apabila dikatakan TVRI didominasi program asing, menurut Helmy Yahya itu tidaklah benar.
"Maka tidak benar kalau ada yang bilang program TV TVRI didominasi program asing," katanya. (tribunnews.com/Lusius Genik)
• Terkait Pencopotan Dirjen Imigrasi, ICW: Lebih Baik Yasonna Laoly Juga Dicopot Oleh Presiden Jokowi
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Helmy Yahya Sebelum Menjadi Dirut TVRI, Sempat Ikuti Saran Tantowi Hingga Akhirnya Tergoda.