Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemindahan Ibu Kota

Jokowi Sumringah Tak Kuat Menggaji Putra Mahkota UEA Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota, Segini Bayarannya

Jokowi lantas mencontohkan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed yang ditunjuk sebagai ketua dewan pengarah.

Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
Dok. Biro Pers Satpres
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Putra Mahkota UEA Zayed Al Nahyan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (Putra Mahkota Uni Emirat Arab) menjadi sorotan setelah pertemuan dengan Presiden Jokowi dalam rencana pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rencana rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur melibatkan tokoh dunia.

Selain Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (Putra Mahkota Uni Emirat Arab), adapula Masayoshi Son (CEO SoftBank), dan Tony Blair (mantan Perdana Menteri Inggris).

Ketiganya diangkat sebagai Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru.

Satu hal yang mencuri perhatian, ketika Presiden Jokowi menyinggung gaji untuk para Dewan Pengarah Ibu Kota. Lebih khusus bayaran untuk Putra Mahkota Uni Emirat Arab Zayed Al Nahyan yang dikenal sebagai tokoh dunia yang kaya raya.

Presiden Jokowi sampai tertawa saat berargumen soal gaji untuk Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Presiden Jokowi dan Putra Mahkota UEA Zayed Al Nahyan
Presiden Jokowi dan Putra Mahkota UEA Zayed Al Nahyan (Dok. Biro Pers Satpres)

Melansir dari pemberitaan TribunnewsWiki dan Kompas.com, alasan Jokowi melibatkan sejumlah tokoh dari luar negeri tersebut adalah agar Indonesia bisa mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional.

"Yang ingin kita bangun adalah trust (kepercayaan), membangun trust. Beliau-beliau ini memiliki pengalaman yang baik di bidang pembangunan kota," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Presiden Jokowi dan Putra Mahkota UEA Zayed Al Nahyan
Presiden Jokowi dan Putra Mahkota UEA Zayed Al Nahyan (Dok. Biro Pers Satpres)

Jokowi juga mengatakan jika para tokoh internasional yang menjadi Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru tersebut tidak akan mendapatkan gaji dari pemerintah RI.

Seraya tertawa, Jokowi mengaku Indonesia tak akan kuat jika harus menggaji tokoh-tokoh kaya raya itu.

Jokowi lantas mencontohkan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed yang ditunjuk sebagai ketua dewan pengarah.

Dia menyebutkan, kekayaan Pangeran UEA itu mencapai 1,4 triliun dollar AS. Bahkan membayangkan nominal gaji yang sesuai dengan kedudukannya saja membuat Presiden Jokowi tak kuat.

"Enggak kuat menggaji beliau, 1,4 triliun dollar AS bayangin saja," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Hal yang sama juga berlaku bagi Bos Softbank Masayoshi Son dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang menjadi anggota Dewan Pengarah Ibu Kota.

Meski demikian, Jokowi menyebut ada keuntungan yang bisa didapatkan ketiga tokoh tersebut dengan menjadi Dewan Pengarah pembangunan Ibu Kota baru Indonesia.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved