Balas Dendam Iran
Serangan Iran ke Pangkalan Militer Amerika Memulai Perang Teluk Ke-4, Berikut Sejarahnya
Serangan Iran ke Pangkalan Militer Amerika Serikat di Ayn al-Assad Provinsi Anbar, Irak, diyakini sebagai pembuka Perang Teluk yang ke-4, Rabu
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Tengah malam tanggal 2 Agustus 1990 Irak secara resmi menginvasi Kuwait, dengan membombardir ibu kota Kuwait City dari udara.
Meskipun Angkatan Bersenjata Kuwait, baik kekuatan darat maupun udara berusaha mempertahankan negara, mereka dengan cepat kewalahan.
Namun, mereka berhasil memperlambat gerak Irak untuk memaksa keluarga kerajaan Kuwait untuk meloloskan diri ke Arab Saudi, beserta sebagian besar tentara yang masih tersisa. Akibat invasi ini, Kuwait meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990.
Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990.
Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik negara-negara Arab Afrika Utara hingga kemudian di susul Eropa.
Pasukan gabungan dipimpin Amerika Serikat dan didukung Kuwait, Inggris, Arab Saudi, Mesir, dan Perancis. Mereka diterjunkan dalam Operasi Penyelamatan Gurun selama beberapa bulan.
Pada 17 Januari 1991 serangan gelombang kedua dikerahkan dengan nama Operasi Badai Gurun. Operasi ini tercatat sebagai serangan udara dengan durasi terpanjang dalam sejarah pertempuran angkasa.
Irak awalnya bisa bertahan. Lama kelamaan tenaga mereka menipis. Serangan misil ke Israel dan Arab Saudi tidak menimbulkan efek yang signifikan.
Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush menyatakan perang selesai.
Pada 28 Februari 1991 kekuatan militer mereka sudah benar-benar hampir habis, sehingga Saddam menyetujui gencatan senjatan.
Perang Teluk 3: Invasi Amerika ke Irak.
Dimulai dengan invasi Amerika ke Irak pada tahun 2003. Operasi ini dilakukan oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat dan Britania Raya.
Serangan ke Irak mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara para pemberontak dengan pasukan koalisi.
Tentara Baru Irak lalu dibentuk untuk menggantikan tentara lama Irak setelah dibubarkan oleh koalisi, dan diharapkan tentara baru ini akan mengambil alih tugas-tugas koalisi setelah mereka pergi dari Irak.
Sebelum invansi dilaksanakan, pemerintah Amerika Serikat dan Britania Raya menuduh Irak sedang berusaha membuat senjata pemusnah massal yang mengancam kemanan nasional mereka, koalisi, dan sekutu regional.