Berita Kesehatan
Demam Menyerang Saat Hamil? Perlu Diwaspadai, Risikonya Lahirkan Anak Autisme
Sebuah penelitian mengungkapakan bahwa demam saat hamil berisiko melahirkan anak dengan gangguan autisme. Penelitian ini telah dipublikasikan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah penelitian mengungkapakan bahwa demam saat hamil berisiko melahirkan anak dengan gangguan autisme.
Penelitian tersebut diketahui telah dipublikasikan dalam Journal of Autism and Developmental Disorder.
Dimana peneliti mengatakan temuan mereka sebagai yang pertama, yang melihat kaitan antara demam sebagai faktor penyebab autisme pada anak.
Dalam kajiannya, peneliti melibatkan data Childhood Autism Risk from Genetics and the Environment (CHARGE), yang melibatkan 538 anak penyandang autisme, 163 anak dengan keterlambatan perkembangan tetapi tidak autisme, dan 421 anak-anak normal.
Kemudian, setiap ibu dari anak-anak tersebut diminta untuk menyelesaikan survei mengenai apakah mereka mengalami flu atau demam selama kehamilan dan apakah mereka mengambil obat untuk mengobati penyakit mereka.
Kajian menunjukkan, flu selama kehamilan tidak terkait dengan risiko perkembangan anak dengan autisme atau keterlambatan perkembangan lainnya.
Sedangkan demam di saat hamil meningkatkan risiko autisme 2,12 kali dan 2,5 kali keterlambatan perkembangan, dibandingkan dengan ibu yang saat hamil tidak mengalami demam.
• Makanan Sehat Saat Musim Hujan, Ini Bahan dan Cara Membuat Sop Sayuran Makaroni
Namun, risiko autisme pada anak-anak dari ibu yang mengonsumsi obat demam tidak lebih tinggi dibandingkan anak yang ibunya tidak mengalami demam.
Profesor Irva Hertz-Picciotto, peneliti utama dari CHARGE, menjelaskan bahwa demam disebabkan oleh peradangan akut yang pada jangka pendek dapat mendorong sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap infeksi atau cedera.
Peradangan kronis dapat merusak jaringan sehat. Kondisi ini umumnya terjadi pada pada ibu dengan kelainan metabolik seperti diabetes dan obesitas.
"Inflamasi (peradangan) dalam tubuh yang disertai obesitas, diabetes serta demam, sering sekali memunculkan pertanyaan."
"Dapatkah faktor inflamasi berperan dalam autisme?" kata Hertz-Picciotto.
Hertz-Picciotto menjelaskan, ketika seseorang tertular infeksi bakteri atau virus, tubuh mereka umumnya bereaksi dengan merespons penyembuhan yang melibatkan pelepasan pro-inflamasi molekul sinyal yang disebut sitokin (dari sel darah putih ke dalam aliran darah).
Beberapa molekul sinyal yang dilepas dapat menembus plasenta dan mencapai sistem pusat janin.
Hal inilah yang berpotensi mengubah tingkat neurotransmitter dan perkembangan otak (penyebab autisme) jika mereka mencapai sistem saraf pusat janin.