Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bencana Alam, Berikut Doa Minta Dilindungi Tuhan dari Bencana Banjir dan Longsor

Sebagai umat Islam, sangat dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT, termasuk berdoa agar diselamatkan dari bencana.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
translatemedia.com
Ilustrasi - Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Sambut Tahun Baru 2020, Catat Waktu yang Tepat untuk Berdoa. 

Sungai sepanjang 3.917 mil adalah sumber utama transportasi dan irigasi di Tiongkok.

Banjir Jiangsu-Anhui pada tahun 1911 terjadi ketika sungai Yangtze dan Huai mulai banjir pada saat yang sama.

Musibah ini merenggut hingga 100.000 jiwa, menyebabkan sekitar 375.000 orang kehilangan tempat tinggal, dan menyebabkan kerugian properti yang parah.

4. Banjir Delta Sungai Merah, Vietnam Utara (1971)

Banjir di Delta Sungai Merah Vietnam, terjadi pada tahun 1971.

Bencana ini tidak mendapatkan perhatian internasional sebanyak seperti yang diberikan ketika terjadi Perang Vietnam.

Banjir Genangi Lapangan Sparta Tikala, Kepala BPBD: Pasti karena Sampah

Padahal bencana ini telah menewaskan lebih dari 100.000 jiwa, sebagian besar di kota Hanoi.

Vietnam butuh beberapa tahun untuk pulih dari bencana, terutama karena pemerintah dan orang-orang di negara yang dilanda perang sudah menghadapi kesulitan besar.

5. Banjir St. Felix, Belanda (1530)

Banjir St. Felix, Belanda terjadi pada tahun 1530.

Banjir ini telah memusnahkan lebih dari selusin desa dan beberapa kota.

Diperkirakan 120.000 orang tewas dan menghancurkan permukiman bernilai lebih dari 100 juta euro.

Karena banjir ini, 5 November 1530 dikenal sebagai Sabtu Kelabu dalam sejarah Belanda.

Banjir St Felix sejauh ini adalah banjir paling mematikan dalam sejarah Eropa.

6. Banjir Sungai Yangtze, Tiongkok (1935)

Banjir sungai Yangtze 1935 menewaskan lebih dari 145.000 orang dan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

Banjir itu juga mengakibatkan kelaparan besar dan penyakit mematikan seperti tuberkulosis, malaria, dan dermatitis di seluruh lembah sungai.

Sungai Yangtze mengalami banjir musiman cukup sering tetapi sebagian besar tidak mematikan.

Namun banjir yang terjadi pada tahun 1935 sungguh mengejutkan karena menghancurkan semua yang telah mereka bangun kembali sejak banjir 1931.

7. Kerusakan topan Nina / Banqiao, Cina (1975)

Bendungan Banqiao di Sungai Ru jebol gagal pada 8 Agustus 1975 karena Topan Nina.

Banjir awal langsung menewaskan lebih dari 86.000 orang. 145.000 orang lainnya terbunuh karena kelaparan dan penyakit.

Topan Nina membawa curah hujan lebih dari setahun hanya dalam 24 jam, yang tidak dapat diprediksi oleh para peramal cuaca.

Runtuhnya bendungan Banqiao menyebabkan kegagalan banyak bendungan kecil lainnya di dekatnya.

8. Banjir Sungai Kuning, Tiongkok (1938)

Banjir Sungai Kuning pada tahun 1938 menewaskan sekitar 800.000 orang di Cina.

Banjir itu secara artifisial diciptakan oleh Pemerintah Nasionalis Tiongkok selama perang Tiongkok-Jepang kedua.

Pasukan Jepang terus bergerak dan pemerintah Cina perlu menghentikan mereka. Jadi, mereka menghancurkan tanggul di Sungai Kuning, membiarkan air mengalir dengan bebas melalui berbagai provinsi.

Namun pasukan Jepang jauh dari jangkauan banjir.

Artinya hampir semua korban banjir adalah warga negara Cina.

Pemerintah Cina telah membantah keterlibatannya dalam banjir sampai Jepang menerima kekalahan pada tahun 1945.

9. Banjir Sungai Kuning, Tiongkok (1887)

Sementara banjir 1938 dengan sengaja dipicu oleh pemerintah Cina, Sungai Kuning telah menyaksikan banjir dengan proporsi yang bahkan lebih besar pada 28 September 1887.

Diperkirakan telah menewaskan antara 900.000 dan 2 juta orang.

Sekitar 2 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Lahan pertanian dan beberapa kota kecil hancur total. Tidak heran Sungai Kuning dijuluki "Kesedihan Tiongkok."

10. Banjir China, Tiongkok (1931)

Sejauh ini banjir di China pada tahun 1931, dikenal sebagai bencana banjir paling mematikan dalam sejarah manusia.

Kekeringan selama 2 tahun diikuti oleh badai salju lebat, bahkan hujan lebat dan aktivitas topan yang tinggi.

Pada Juli 1931, tiga sungai terbesar di Cina (Yangtze, Sungai Kuning, dan Huai) mengalir di atas batas maksimumnya.

Diperkirakan telah membunuh 1 juta hingga 4 juta orang, sebagian besar karena kelaparan dan penyakit.

Banjir menghancurkan tanaman dan air yang tercemar membawa penyakit menular seperti disentri dan tipus.

Setelah banjir 1931, pemerintah Cina menyadari pentingnya sistem manajemen bencana yang efektif.

Negara ini kemudian menetapkan Sistem Manajemen Bencana yang Efisien untuk menangani setiap bencana alam semacam itu.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Doa Memohon Dilindungi dari Bencana Longsor, Banjir, dan Bencana yang Datang Tiba-tiba

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved