Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lifestyle

Pikiran Negatif Berdampak Tak Baik Bagi Saraf, Mari Jaga Kesehatan Otak

Jumlah orang yang mengalami depresi dan atau gangguan kecemasan telah meningkat dalam dekade terakhir ini, dan jumlahnya terus meningkat

Editor: Finneke Wolajan
sciencealert
Ilustrasi otak manusia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Semua orang pasti ingin bahagia dalam semua aspek kehidupan.

Namun pola pikir pesimistis sangat mudah dirasakan karena kita hidup di tengah-tengah krisis iklim dan dengan perkembangan teknologi di dunia yang membuat kita melihat layar sepanjang hari tanpa banyak bicara dengan orang-orang.

Hasil penelitian menunjukkan, jumlah orang yang mengalami depresi dan atau gangguan kecemasan telah meningkat dalam dekade terakhir ini, dan jumlahnya terus meningkat.

Sayangnya, memiliki pikiran negatif secara konsisten dapat dengan mudah memengaruhi kesehatan otak kita.

 7 Manfaat Kunyit yang Diakui Dunia Barat, Bisa Mencegah dan Mengobati Berbagai Penyakit

 10 Cara Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga, dari Sauna Hingga Konsumsi Kacang-kacangan

 10 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula dan Susu, Bersihkan Perut Hingga Antioksidan Bagi Tubuh

Ini karena setiap kali kita memikirkan sesuatu yang buruk (atau tidak baik), otak kita akan memompa zat kimia yang kemudian akan memengaruhi perasaan kita.

Tentu saja, mudah untuk mengatakan “karena itu pikirkanlah pikiran bahagia!"

Sayangnya, itu mudah dikatakan daripada dilakukan, karena kebanyakan dari kita tidak memiliki kendali tentang apa yang akan kita pikirkan, sehingga menghasilkan pemikiran negatif otomatis atau automatic negative thoughts (ANT) yang terus-menerus muncul, menginfeksi otak kita dan mencuri kebahagiaan kita.

Pada penelitian sebelumnya, ANT konstan yang membanjiri otak memiliki efek instan pada otak kecil kita (yang terlibat dalam koordinasi motorik dan organisasi pemikiran), yang membuat kita lebih ceroboh dalam berpikir dan proses pergerakan.

Selain itu, hal tersebut juga mengurangi aktivitas di lobus temporal kita, yang kemudian dapat menyebabkan masalah memori, pikiran buruk, dan depresi.

Selain itu, efek negatif ini tidak juga bersifat jangka pendek.

Berpikir negatif terus-menerus juga mengubah jaringan saraf kita, yang akan memudahkan kita untuk memikirkan lebih banyak pikiran negatif.

Hal itu juga membuat kita lebih mungkin membuat keputusan buruk, yang kemudian dapat menyebabkan lebih banyak ANT, membuat kita merasa lebih buruk dan mengulangi siklus itu berulang-ulang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved