Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mengelola BUMN

Erick Thohir Cari Pemimpin di 142 Perusahaan, Erick Yakin Ahok Figur Pendobrak di Pertamina

Perbincangan tentang dipercayakannya Basuki Tjahaja Purnama (BPT) alias Ahok menjadi Komisaris Pertamina masih hangat dan menarik

Editor: Aswin_Lumintang
(Tangkap Layar kanal YouTube Najwa Shihab)
Menteri BUMN, Erick Thohir sebut selama menjabat harus berani objektif. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Perbincangan tentang dipercayakannya Basuki Tjahaja Purnama (BPT) alias Ahok menjadi Komisaris Pertamina masih hangat dan menarik dibicarakan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memberikan tanggapan terkait penunjukan Basuki Tjahaja Purnama (BPT) alias Ahok menjadi Komisarius Utama (Komut) PT. Pertamina.

Menteri BUMN, Erick Thohir dalam acara Mata Najwa episode Demi Bisnis Negara, Rabu (4/12/2019)
Menteri BUMN, Erick Thohir dalam acara Mata Najwa episode Demi Bisnis Negara, Rabu (4/12/2019) (Tangkap Layar kanal YouTube Najwa Shihab)

Ia menyebut figur Ahok dibutuhkan untuk menjadi pendobrak.

Tanggapan tersebut diungkapkan Erick dalam program Mata Najwa, Rabu (4/12/2019).

"Tentu kita perlu figur seperti Pak Ahok yang bisa menjadi payung dan mendobrak," ucapnya.

Sempat mencuat isu Ahok akan masuk bagian direksi perusahaan BUMN.

Bahkan, kabar menjadi Direktur Utama (Dirut) Pertamina santer berkembang.

Keputusan Erick Thohir menempatkan Ahok di bagian komisaris disebut karena jajaran komisaris masih memiliki kinerja bagus.

"Direksi yang ada sekarang, performancenya cukup baik, impor migas cukup bisa ditekan," ujarnya.

Soal Usulan Jokowi

Terkait penunjukan Ahok menjadi Komut Pertamina, Erick Thohir menyebut hal tersebut berdasar keputusan bersama, bukan usulan Presiden Jokowi semata.

Potret Ahok dan Jokowi
Potret Ahok dan Jokowi (via Eramusalim.com/Internet)

Erick Thohir menyebut pengangkatan melalui proses Tim Penilai Akhir (TPA).

"Itu keputusan bersama. Kita ada proses TPA, tidak mungkin kita mengangkat seseorang karena oh ini temen saya, akhirnya kembali lagi tidak obyektif. Proses-proses TPA harus tetap dijalankan," ungkapnya.

Erick Thohir menyebut pihaknya tidak menjadikan aspek bisnis menjadi yang utama.

"Karena fundamental yang harus kita bangun adalah good corporate governance dulu, baru bisnisnya. Tapi kalau timnya sendiri sudah tidak bisa dipercaya, tidak bisa kerja, bagaimana kita menerapkan bisnis-bisnis baik dan baru. Apalagi ini era perubahan," ungkapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved