Dian Sastrowardoyo dan Gubernur Ganjar Pranowo Puji Pidato Nadiem Makarim, Jelas Visinya
"Suka sekali dengan pidato yang dibuat. Sangat jelas visi dan pemahaman Nadiem tentang kondisi guru di Indonesia." Dian Sastrowardoyo.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Sigit Sugiharto
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pidato Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mendapat banyak pujian. Tak kurang, artis Dian Sastrowardoyo dan Gubernur Ganjar Pranowo pun memujinya.
Pidato Menteri Nadiem Makarim itu rencananya akan dibacakan pada Hari Guru, Senin (25/11/2019).
Namun, pidato itu menjadi viral dan tagar Pak Nadiem pun trending di Twitter, karena telah diunggah di akun resmi twitter @Kemendikbud_RI, Sabtu (23/11).
"Suka sekali dengan pidato yang dibuat. Sangat jelas visi dan pemahaman Nadiem tentang kondisi guru di Indonesia," tulis Dian Sastrowardoyo melalui akun twitternya @therealDiSastr.
Pidato dua halaman yang diunggah di laman Kemendikbud sejak Sabtu (23/11) itu juga memikat perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar pun mengunggah teks pidato Nadiem pada laman Facebook Ganjar Pranowo dan Instagram @ganjar_pranowo.
• Ini yang Akan Bikin Kaget Para Guru dari Pidato Nadiem Makarim, Masuk Google Trends Indonesia
"Pidato pak Mendikbud ini 2 lembar… Isinya langsung pada persoalan. Kalau dibacakan dalam upacara pasti cepat selesai. Simak baik2 isinya! Apa komentarmu?" tulis Ganjar pada unggahan itu.
Dalam pidatonya, Nadiem Makarim menyatakan akan membuat pidato yang berbeda.
"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda," demikian bunyi rilis.
Pendiri dan mantan bos Go-Jek itu menyatakan tugas guru di Indonesia adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.
Nadiem menyoroti beberapa tugas sulit guru, seperti membentuk masa depan bangsa.
• Ini Naskah Pidato Nadiem Makarim di Hari Guru Nasional, Semuanya Berawal dan Berakhir di Guru
Tugas sulit guru lainnya adalah membantu murid untuk tidak ketertinggalan di kelas.
Namun, semua tugas guru itu dibarengi bebannya mengurusi aturan dan tugas administratif.
Ditambah lagi dengan desakan kurikulum yang padat, ukuran kemampuan berkarya, hingga tidak adanya kepercayaan untuk berinovasi.
Nadiem Makarim mengajak semua guru di Indonesia dari Sabang hingga Merauke untuk melakukan perubahan kecil.