Ada Calon Menteri Dipalak Rp 500 Miliar: Begini Hasil Survei Kabinet Jokowi
Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, menyebut ada calon menteri yang dimintai uang Rp500 miliar
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Wanita yang saat ini menjabat Ketua DPR RI ini menjelaskan, para menteri baru berani mengajukan cuti jika ada hal yang benar-benar penting saja.
Baca juga: Hampir Sebulan Jadi Menteri KKP, Apa Beda Edhy Prabowo dengan Susi?
“Misalnya urgent, seperti sakit, anak wisuda atau nikahan baru cuti, tapi kalo cuti liburan enggak ada yang berani,” kata Puan.
Kendati begitu, putri dari Presiden RI ke-5 ini mengaku senang bisa menjabat menteri di era Jokowi. Menurut dia, banyak pengalaman yang didapat saat bekerja di era kabinet kerja.
“Saya pernah ke perbatasan Malaysia. Saya tanya ke Presiden, ‘Pak kenapa harus naik mobil enggak naik helikopter saja? Kita mau lihat, kalau jalan jelek dia berhenti sama Pk Menteri PUPR, jadi sekian kilo udah bagus dan sekian kilo masih jelek. Kita mau lihat langsung jalannya,” ucap dia.

Survei Indonesia Political Opinion: 64 Persen Masyarakat Optimistis akan Kinerja Kabinet Jokowi
Peneliti Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memaparkan hasil surveinya terkait respons publik terhadap susunan Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf. Ia mengatakan, 64 persen masyarakat optimistis Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf dapat membawa perubahan yang lebih baik.
"Publik lebih percaya bahwa Indonesia dengan komposisi kabinet sekarang optimis, itu ada sekira 64 persen Menurut saya itu sangat tinggi," kata Dedi dalam dalam diskusi 'Efek Milenial di Lingkaran Istana' di Ibis Hotel Tamarin, Menteng, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Dedi mengatakan, optimisme masyarakat cukup tinggi karena Jokowi menunjuk nama-nama baru dalam kabinetnya, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Mendikbud Nadiem Makarim.
"Optimisme muncul karena liat tokoh yang masuk, terutama generasi baru seperti Nadiem Makarim, Whisnutama, dan Erick thohir. Kemudian menteri-menteri yang punya kredibilitas semacam Sri mulyani, dan Mahfud MD," ujar dia. Survei ini dilakukan pada 30 Oktober-2 November 2019 dengan responden yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.
Survei ini menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 800 responden dengan margin of error +/- 4,5 persen (pada tingkat kepercayaan 95 persen). "Pengumpulan data wawancara jaringan menggunakan kuesioner, berbasis teknologi informasi modern," ucap dia. (tribun network/fah/kcm/coz)