Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan di Makassar

FAKTA, Janda Tumince Dibuang ke Sungai dalam Posisi Hidup, Polisi Temukan Luka dan Bercak Sperma

Pelaku pembunuhan wanita yang dibungkus seprai di tepi sungai Jeneberang sudah ditangkap.

Editor: Rhendi Umar
Ilustrasi 

Salah satu dokter forensik yang memeriksa jasad Jumince, dr Deny Mathius mengatakan, sebelum ditemukan di tepi sungai, Jumince diduga meninggal belum cukup sehari dengan kisaran mengambang di air selama 8 jam.

"Ditemukan 9.30 Wita. Jadi saat pemeriksaan, mayatnya kaku, kisarannya mengambang 8 jam lah," kata Deny, saat konferensi pers di aula Biddokkes Polda Sulsel, Selasa (19/11/2019) malam.

Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Sulsel Kombes Pol Raden Hardjuno mengatakan, ada beberapa luka lebam akibat kekerasan yang ditemukan di bagian tubuh Jumince.

Luka lebam itu berada di area rahang kanan dan luka lebam di hidung dan sekitarnya.

Kemudian, luka lecet geser akibat ditarik di sekitar mata kaki juga ditemukan di tubuh korban.

"Namun, penyebab kematian apakah ini ada indikasi dibunuh atau bukan, biar penyidik kepolisian yang nanti ungkapkan," kata Hardjuno.

Soroti Pemerintah, Fadli Zon: Kalau Sudah Masuk Kabinet Ya Selesai, Nggak Boleh Kritik Lagi

3. Seorang Janda Beranak Dua

Kabid Dokkes Polda Sulsel Kombes Pol Raden Hardjuno mengatakan berdasarkan keterangan paman korban, di Makassar, Jumince tinggal di rumah pamannya di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

"Kata pamannya, dia (Jumince) baru beberapa hari tiba di Makassar dan katanya ingin cari kerja di toko roti," sambung Hardjuno.

Hardjuno lebih lanjut mengatakan bahwa Jumince merupakan seorang janda yang sudah memiliki dua anak.

4. Ada Luka di Tubuh Korban

Dikutip dari TribunTimur, SaatKasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, kata Indratmoko, ditemukan adanya sejumlah luka pada tubuh korban.

Temuan itu pun menguatkan dugaan polisi, bahwa mayat wanita berambut pirang itu merupakan korban pembunuhan.

"Keterangan dari Biddokkes terkait ingus itu, kemungkinannya bahwa korban dimasukkan dalam sungai masih dalam kondisi hidup.

Sehingga, ada cairan yang masuk ke paru-paru dan paru-paru itu berusaha mengeluarkan cairan tersebut dan jadilah seperti ingus," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved