Habib Rieziq yang Tak Kunjung Pulang: 'Datang Tak Diundang, Pulang Tak Diantar'
Datang tak diundang, pulang tak diantar. Itulah Jelangkung! Pergi atas kemauan sendiri, pulang minta dijemput. Itulah Rizieq Syihab.
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
TRIBUNMANADO.CO.ID - Datang tak diundang, pulang tak diantar. Itulah Jelangkung!
Bang Thoyib, mengapa tak pulang-pulang? Anakmu panggil-panggil namamu. Itulah kata biduan dangdut Ade Irma.
Pergi atas kemauan sendiri, pulang minta dijemput. Itulah Rizieq Syihab.
'Bila musuh sudah terdesak, berilah ia jalan keluar supaya tidak menyerang balik secara membabi buta.' Itulah kata Sun Tzu (544-470), filsuf, jenderal, dan ahli strategi perang asal Tiongkok kuno, penulis buku "The Art of War".
Entah apa yang berkecamuk dalam benak Rizieq Syihab sehingga pada 26 April 2017 ia pergi ke Arab Saudi meninggalkan Indonesia dengan dalih ibadah umrah.
Apakah inisiatifnya itu atas bisikan suara hati nuraninya sendiri atau dikondisikan oleh pihak lain?
Kita tidak tahu pasti. Yang jelas, sebelum pergi Rizieq mengklaim rumahnya di Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat, ditembaki orang tak dikenal, dengan barang bukti antara lain selongsong peluru.

Apakah itu termasuk pengondisian? Lalu siapa yang mengondisikan?
Kita juga tidak tahu pasti. Yang jelas, setelah lebih dari 2 tahun "terdampar" di Saudi, Rizieq minta dipulangkan.
Semula ia berharap bisa dipulangkan oleh Prabowo Subianto bila menang dalam Pemilihan Presiden 2019.
Ketika ternyata petahana Presiden Joko Widodo yang menang, dengan malu-malu kucing, Rizieq berharap bisa dipulangkan mantan Gubernur DKI Jakarta yang selalu ia tentang itu.

Ketika Prabowo bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu pun tak bisa serta-merta "menggendong" Rizieq pulang kampung ke Petamburan.
Prabowo mengklaim belum mengetahui pencegahan kepulangan Rizieq ke Indonesia oleh pemerintah Arab Saudi. Prabowo hanya bisa sebatas berjanji akan mempelajari kasus Rizieq itu.
Tak kunjung dipulangkan, Riziek pun meradang. Tuduhan demi tuduhan pun dilontarkan. Mengapa meradang?