Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Sejarah Tidak Dilupakan, Tetapi Tetap Dikembangkan

Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian pendidikan dan kebudayaan mengadakan kegiatan peningkatan kompetensi konsultan sejarah

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Maickel Karundeng
fistel mukuan/tribun manado
Sejarah Tidak Dilupakan, Tetapi Tetap Dikembangkan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian pendidikan dan kebudayaan mengadakan kegiatan peningkatan kompetensi konsultan sejarah, Kamis (14/11/2019).

Kegiatan ini dilaksanakan di Best Western The Lagoon hotel, Jalan Wolter Monginsidi No.1, Bahu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Peserta yang diundang dari dosen sejarah Unsrat, Unima dan IAIN, dan guru-guru SMA sejarah.

Acara mulai dari pukul 08.00 sampai 17.00 Wita.

Alex John Ulaen selaku pensiunan dosen Unsrat, dan salah satu Asesor kompetensi bidang sejarah di bawah dirjen kebudayaan.

"Saya harapkan yang hadir ini, punya produksi baik itu berupa tulisan tentang sejarah di daerah Sulawesi Utara. Atau apa saja sehubungan dengan bidang ilmu yang mereka tekuni, entah itu sekedar memberikan saran memberi nasehat kalau ada pementasan seperti musikalisasi puisi sejarah," katanya.

Puisinya itu berisi kisah sejarah, diharapkan orang-orang yang tampil yang diundang ini dapat melihat benarkah walaupun ini puisi karya sastra tapi benar informasi sejarah atau tidak.

Latar belakang kegiatan ini untuk memenuhi tuntutan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang sejarah secara khusus maupun secara umum bidang kebudayaan.

"Supaya ada kesamaan persepsi pertama kesamaan persepsi tentang penulisan sejarah, kedua pengajaran secara ketiga bagian sejarah ini jadi tidak asal kemauan seseorang aja tapi semua punya punya pakem punya aturan yang yang jelas dalam menghasilkan produksi sejarah," tambahnya.

Materi pertama tentang isi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), kemudian bicara soal fungsi konsultan sejarah profesi yang baru diakui di internasional.

"Saya sudah temukan banyak sekali anak-anak muda di sini, seperti Bode dan Nono. Makanya di kalangan peserta ini, ada yang blocker ternyata banyak YouTube," ungkapnya.

Ia melihat bahwa mereka yang potensial untuk anak-anak milenial sekarang, menyampaikan itu ketimbang baca buku sejarah.

Baginya mereka hanya membuat bagaimana caranya, agar anak muda tertarik dengan sejarah.

Menurutnya perkembangan dunia sekarang secara pribadinya, tidak lagi menghimbau tapi secara alternatif silahkan kalian yang pilih.

Ia mencontohkan, untuk memajukan makanan lokal tidak menghimbau, atau jangan ini dan jangan itu.

"Saya akan bikin misalnya singkong digoreng atau diramu berbagai cara,

Agar anak-anak lebih tertarik ke situ tanpa himbauan. Ketika orang belajar sesuatu tanpa himbauan itu lebih menjiwai, kalau diajak imbau adakalanya mungkin hanya sekedar menyenangkan orang,"tutupnya (fis)

BERITA TERPOPULER :

 7 Pria di Dunia yang Berubah Jadi Wanita Cantik, Nomor 5 Mirip Gisella Anastasia?

 Motif Pelaku Bom Bunuh Diri di Polres Medan, Marah pada Menag, Kematian Pemimpin ISIS jadi Penyebab

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved