Hari Pahlawan
Kisah Pejuang Veteran Asal Minut Saksi Hidup Peristiwa 14 Februari, Bikin Preman Kampung Ketakutan
Seorang pria bertato memasuki sebuah tempat tambal ban di pertigaan Desa Sukur, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulut.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Dalam operasi penumpasan Permesta, Henk yang tergabung dalam Batalyon Worang yang legendaris itu, berperang di daerah kelahirannya.
"Kami berjuang keras merebut gunung bendera, itu istilah untuk gunung klabat, Desa Sukur dimana saya lahir berada di kaki gunung klabat," kata dia.
Pada 1962, Henk menyandang status veteran. Sempat menjadi penjaga sejumlah perusahaan di Jakarta, Henk balik ke Desa Sukur. Henk menghabiskan usia tuanya dengan membuka bengkel kendaraan.
"Saya bekas tentara sudah biasa olahraga, kalau hanya duduk saja pastinya saya sudah berada di kursi roda," ujar dia.
Kini Henk hanya bisa memperbaiki motor. Ia mengaku tidak sanggup lagi memperbaiki kendaraan roda empat.
"Fisik saya sudah menurun," beber dia.
Ingin mewujudkan bangsa yang merdeka, dimana setiap orang bisa hidup dengan layak, adalah tujuan perjuangan Henk.
Empat anaknya sudah berhasil. Seorang diantaranya menjadi dokter. Namun Henk mengaku belum puas.
"Saya kecewa dengan banyaknya orang yang ingin mengganti pancasila sebagai ideologi negara, itu keliru, pancasila sampai kapanpun adalah dasar negara kita. Saat berjuang dulu kami tidak membeda-bedakan suku dan agama, nanti tahu dia Kristen saat meninggal ada kayu salib di atas kuburannya," katanya.
(Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)
BERITA TERPOPULER :
• Surya Paloh Angkat Bendera Perang, Sebut NasDem tak Hanya Pikirkan Koalisi Jokowi
• Wapres Maruf Amin Benarkan Nama Ahok dan Antasari Azhar, Dewas KPK Digodok Tim Presiden
• Sirkuit Sepang Kembali Menelan Korban, Ayah Simoncelli: Malaysia Tempat Paling Mistis di Dunia
TONTON JUGA :