Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sirkuit Sepang

Sirkuit Sepang Kembali Menelan Korban, Ayah Simoncelli: Malaysia Tempat Paling Mistis di Dunia

Ayah Marco Simoncelli, Paolo, sebut Malaysia adalah tempat paling mistis di dunia karena telah merenggut nyawa beberapa pembalap.

Editor: Rizali Posumah
net
Marco Simoncelli, salah satu pembalap yang meninggal di Sirkuit Sepang Malaysia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Afridza Munandar, pembalap Indonesia yang meninggal karena kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Kepergian Afridza Munandar, pada Sabtu (2/11/2019) itu menambah daftar panjang daftar rider yang meregang nyawa di Sirkuit tersebut.

Ia meninggal seusai mengalami insiden saat menjalani seri balapan Asia talent Cup 2019

Kepergian Afridza mengingatkan warga dunia akan peristiwa serupa yang menimpa pembalap MotoGP, Marco Simoncelli, pada musim 2011.

Pembalap yang dikenal dekat dengan Valentino Rossi tersebut juga meninggal dunia setelah terlibat dalam kecelakaan ketika melakoni balapan MotoGP Malaysia.

Kala itu, Simoncelli meregang nyawa usai bersinggungan dengan Valentino Rossi dan Colin Edwards.

Kini, delapan tahun berselang, nama Sirkuit Sepang masih menjadi momok bagi ayah Marco Simoncelli, Paolo.

Utamakan Kesehatan Masyarakat, Wawali Buka Workshop Gerakan Labelisasi Pangbarasa

Pria yang kini menjadi pemilik tim Moto3, SIC58 Squadra Corse, tersebut mengaku tidak habis pikir dengan kembali berpulangnya seorang pembalap muda di Sirkuit Sepang.

"Suatu hari saya diberi tahu oleh seornag rohaniwan bahwa Malaysia merupakan tempat paling mistis di dunia," ujar Paolo sebagaimana dikutip dari Tuttomotoriweb.com.

"Seharusnya ini menjadi pertimbangan untuk melakukan perubahan, bahkan jika sirkuit ini adalah salah satu yang terindah di dunia," tuturnya melanjutkan.

Sirkuit yang sudah digunakan untuk menggelar balapan MotoGP sejak musim 1999 ini memang seringkali dianggap sebagai salah satu sirkuit tersulit di dunia.

Dua trek lurus yang dipisahkan oleh satu tikungan memutar yang sempit adalah karakteristik yang paling dikenal dari Sirkuit Sepang.

Kombinasi trek yang menuntut fisik serta suhu udara yang ekstrem membuat para pembalap yang kebanyakan berasal dari benua Eropa mengalami masalah saat mengaspal di Sepang.

"Kali ini kita kembali membayar harga yang mahal di Sepang. Banyak hal telah diberikan sirkuit ini kepada dunia, namun banyak juga yang telah diambilnya dari dunia," ujar Paolo melanjutkan.

Inilah Tugas Yang Dilaksanakan Tim Pengawas Doktrin dan Petunjuk TNI-AD di Minahasa

"Mungkin, kata "mistis" yang dimaksud olehnya (rohaniwan yang menemui Paolo) adalah karena sirkuit ini berhantu," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved