Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nadiem Gugup Bertemu DPR: Gunakan Mobil Pribadi dan Tanpa Voorijder

Kamis (6/11) adalah hari yang spesial bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Pada hari ini Nadiem untuk pertama

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019). Rapat kerja tersebut beragenda perkenalan dan pemaparan program kerja Kemendikbud tahun 2020. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamis (6/11) adalah hari yang spesial bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Pada hari ini Nadiem untuk pertama kali menyambangi Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengikuti rapat kerja bersama Komisi X.

Idham Azis Gemetar Ditunjuk Jokowi: Saya Wakafkan Diri Saya

Co-founder dan mantan CEO Gojek tersebut mengaku gugup pada kesempatan tersebut. Nadiem Makarim terbata-bata saat berbicara di rapat kerja tersebut. Nada suaranya bergetar.

"Maaf saya sedikit kaku. Ini pertama kali masuk gedung ini. Maaf kalau saya sedikit kaku dan gugup," ujar Nadiem saat mengawali pemaparannya pada rapat kerja tersebut.

Meski merasa gugup, Nadiem mengatakan tidak akan mengecewakan generasi milenial dalam memberikan pemaparan kepada Komisi X. "Sebagai representasi milenial, semoga saya tidak mengecewakan generasi saya," kata Nadiem.

Pria berusia 35 tahun itu tiba di Gedung DPR pukul 13.10 WIB. Nadiem tanpa menggunakan mobil dinas menteri berpelat nomor RI 27. Nadiem datang menggunakan Toyota Alphard Hitam. Nadiem datang tanpa pengawalan voorijder.

Saat masuk di ruang rapat Komisi X, Nadiem, yang mengenakan kemeja batik abu-abu, menyalami satu persatu anggota Komisi X. Bersama seorang pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem duduk berhadapan dengan pimpinan Komisi X.

Mereka yang duduk di bangku pimpinan Komisi X adalah Ketua Komisi X Syaiful Huda (Fraksi PKB), Wakil Ketua Agustina Wilujeng (Fraksi PDI-P), Hetifah Sjaifudian (Fraksi Partai Golkar), Dede Yusuf (Fraksi Partai Demokrat) dan Abdul Fikri Faqih (Fraksi PKS).

Kunci Tekan Inflasi: Simak Wawancara Khusus Kepala BPS

Syaiful Huda kemudian mengajak para anggota Komisi X untuk memanggil Nadiem menggunakan panggilan mas karena usianya masih muda. "Lebih enak kita sebut saja Mas Menteri," ujar Syaiful yang disambut tawa para anggota. Nadiem tersenyum menanggapi panggilan tersebut.

Sebelum memulai rapat tersebut, Syaiful Huda melontarkan pantun yang ditujukan kepada Nadiem Makarim. Syaiful meminta para anggota Komisi X menjawab cakep setelah dia membacakan tiap bait pantunnya.

"Pergi ke pasar naik ojek. Tidak lupa membeli cangkul. Nadiem Makarim meninggalkan Gojek, demi mengabdi Go School," kata Syaiful kemudian disambut tawa peserta rapat.

Nadiem mengucapkan terima kasih kepada Syaiful atas pantun tersebut. Nadiem mengaku suka terhadap pantun itu. "Terima kasih untuk pantunnya, Bapak. Saya suka sekali," kata Nadiem lalu tersenyum.

Agenda rapat ini perkenalan Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan serta pemaparan program kerja Kemendikbud. Untuk memaparkan program kerja itu, Nadiem hanya menyiapkan selembar kertas yang dia bawa.

"Saya akan lakukan pemaparan, tapi mohon maaf sebelumnya, paparan saya mungkin sedikit berbeda. Hanya satu halaman yang akan saya sajikan dan saya akan bicarakan satu per satu," ujar Nadiem.

Nadiem memaparkan lima poin pokok rancangan kerjanya. Di antaranya adalah pendidikan karakter, deregulasi dan debirokrasi, meningkatkan inovasi dan investasi, penciptaan lapangan kerja serta pemberdayaan teknologi.

Seratus Nomor Harus Diisi 29 Peserta Ujian Dinas dan Penyesuaian Ijazah

Nadiem menegaskan dirinya tidak memiliki visi dan misi sendiri. Dia siap untuk mewujudkan visi dan misi Presiden Joko Widodo.

"Saya tidak memiliki visi-misi sendiri. Hanya ada satu visi-misi, yaitu visi Pak Presiden. Jadi saya hanya mengikuti arahan dan visi Beliau," tegas Nadiem.

Pada rapat itu Nadiem sempat menyatakan bantahan terhadap isu yang menyebutkan dia tidak pernah mengenyam pendidikan di Indonesia. Nadiem mengatakan pernah menempuh pendidikan sekolah dasar di Indonesia.

"Saya SD di Al Izhar Pondok Labu," kata Nadiem.

Nadiem menuturkan telah mendapatkan pendidikan di dalam dan di luar negeri. Dari pengalamannya menimba ilmu di luar negeri, seperti di Singapura, Australia dan Inggris, alumnus Harvard Business School Brown University itu bisa membandingkan kurikulum nasional dan kurikulum luar negeri. Menurut Nadiem tidak semua skema pendidikan di dalam negeri buruk dan di luar negeri baik.

"Saya sudah mencicipi kurikulum nasional, tapi juga pernah mencicipi kurikulum di luar negeri, di Australia, Singapura bahkan Inggris. Jadi saya punya perbandingan tidak semua di luar baik, tidak semua di dalam buruk," ujar Nadiem. (Tribun Network/fhd)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved