Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil Pahlawan Nasional

Dijuluki Hantu Selat Malaka, Berikut Profil Pahlawan Nasional Jahja Daniel Dharma Atau John Lie

Jika Anda memasuki kawasan Megamas Manado, Anda pasti tidak asing dengan nama Jhon Lie. Karena di pusat bisnis Sulawesi Utara itu, nama Jhon Lie ident

Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Dok Dispen TNI AL via Kompas.com
Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma alias Jhon Lie bersama para awak kapal. Jhon Lie berdiri paling depan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jika Anda memasuki kawasan Megamas Manado, Anda pasti tidak asing dengan nama Jhon Lie.

Karena di pusat bisnis Sulawesi Utara itu, nama Jhon Lie dijadikan nama jalan, yakni Jl Laksda John Lie.

Lalu siapa sih Jhon Lie  yang namanya dijadikan nama jalan di Megamas Manado itu?

Jhon Lie lahir di Manado dengan nama John Lie Tjeng Tjoan pada 9 Maret 1911.

Ia adalah cina peranakan dari Manado. Lahir dari pasangan Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio.

Leluhur Jhon Lie datang dari Fuzhou dan Xiamen, menetap di Minahasa sejak tahun 1790. Dia adalah generasi kelima dari leluhurnya.

Keluarga Jhon Lie kala itu termasuk orang berada. Ayahnya merupakan pemilik perusahaan pengangkutan Vetol.

Dituding Penyerangan Dirinya Rekayasa, Novel Baswedan Beri Penjelasan

Sejak usia belasan tahun, Jhon Lie sudah tertarik dengan dunia pelayaran.

Meski begitu, Jhon Lie sempat menamatkan pendidikannya di sekolah berbahasa Belanda, Hollands Chinese School (HCS), lalu Christelijke Lagere School.

Menginjak usia 17 tahun keinginannya menjadi pelaut semakin kuat.

Di usia itu ia memilih meninggalkan kota kelahirannya, Manado, demi mengejar mimpinya menjadi pelaut. Jhon Lie memutuskan pergi ke Batavia.

Di Batavia, Jhon Lie bekerja sebagai buruh. Disela-sela kesibukannya, Jhon Lie juga serius mengikuti kursus navigasi.

Atas ilmu yang dipelajarinya itu, sebuah perusahaan pelayaran Belanda menjadikan Jhon Lie sebagai klerk mualim III, kapal Koninklijk Paketvaart Maatschappij.

Pada tahun 1942 Jhon Lie ditugaskan ke suatu daerah bernama Koramshar, Iran, dan mendapat pendidikan militer di sana.

Setelah Perang Dunia II usai, Agustus 1945, Indonesia lewat Soekarno memproklamirkan kemerdekaan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved