Profil Pahlawan Nasional
Dijuluki Hantu Selat Malaka, Berikut Profil Pahlawan Nasional Jahja Daniel Dharma Atau John Lie
Jika Anda memasuki kawasan Megamas Manado, Anda pasti tidak asing dengan nama Jhon Lie. Karena di pusat bisnis Sulawesi Utara itu, nama Jhon Lie ident
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Karena terlalu sibuk menjalankan tugasnya di medan tempur, Jhon Lie menikah nanti pada usia 45 tahun.
Ia memilih seorang pendeta bernama Margaretha Dharma Angkuw sebagai pendamping hidupnya.
Pada 30 Agustus 1966 John Lie mengganti namanya dengan Jahja Daniel Dharma.
Jhon Lie menghembuskan nafas terakhirnya pada 27 Agustus 1988 karena stroke, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Penghargaan

Atas segala jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Soeharto pada 10 Nopember 1995, B
Tanggal 9 November 2019, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Jhon Lie dengan Bintang Mahaputera Adipradana, dan gelar pahlawan dengan SK no 058/TK/tahun 2009.
Gelar pahlawan berawal dari pengusulan yang dilakukan Yayasan Nabil. Pengusulan itu dilakukan atas pemikiran salah satu anggota dewan pakarnya, Dr Asvi Warman Adam, yang dirintis sejak tahun 2003.
Tahapan pengajuan dimulai dengan penulisan buku biografi John Lie Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi oleh M Nursam.
Selain itu juga dilakukan seminar tentang kepahlawanan John di Jakarta dan Manado pada awal 2009.
Tak cukup sampai disitu, pemerintah Indonesia juga meresmikan Kapal perang kelas korvet yang diberi nama KRI Jhon Lie 358.
KRI Jhon Lie 358 diresmikan di Pelabuhan Samudera Bitung bersama dengan Gubernur Sulawesi Utara DR. S.H. Sarundajang, pada tanggal 13 Desember 2014 melalui Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana TNI DR. Marsetio. (*)
• Sempat Down, Ternyata Ini Penyebab Gangguan Internet Telkomsel