Berita Nasional
Terkait Radikalisme, Presiden Jokowi Usulkan Hal Ini Kepada Menkpolhukam Mahfud MD
Pemberantasan radikalisme menjadi tugas yang akan dilakukan Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD
Terkait Radikalisme, Presiden Jokowi Usulkan Hal Ini Kepada Menkpolhukam Mahfud MD
TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi radikalisme menjadi hal yang berbahaya jika tak diantisipasi.
Pemberantasan radikalisme menjadi tugas yang akan dilakukan Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD.
Paham Radikalisme tidak terkait dengan agama tertentu.
Demikian Mahfud MD ungkapkan saat menjadi narasumber Kompas Petang pada Jumat (1/10/2019).
"Ya begini, pertama menyangkut subjek dulu. Subjek radikalisme itu bukan penganut agama tertentu," kata Mahfud MD dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV.
• Rocky Gerung Nilai Istilah Radikalisme jadi Kepentingan Politik: Itu yang Menimbulkan Kecemasan
"Meskipun yang banyak itu memang pelaku-pelakunya adalah orang agama tertentu," sambungnya.
Namun, ia menegaskan bahwa tindak radikalisme itu nyata adanya.
Hal itu dibuktikkan melalui pengadilan.
"Tapi bukti di pengadilannya jelas bahwa telah melakukan tindakan yang disebut radikal atau penganut faham radikalisme," katanya.
Menurutnya, penegak hukum juga tidak bertindak diskriminatif dalam memberi hukuman bagi pelaku tindak radikalisme.
"Semua yang ada itu kan proses hukumnya jelas, bukan merupakan tindakan yang sembunyi-sembunyi apalagi diskriminatif. Itu menyangkut subjeknya," ujar menteri yang juga seorang Pakar Tata Hukum Negara itu.
• Ahok dan Antasari Azhar Jadi Dewan Pengawas KPK, Ditunjuk Presiden Jokowi, Didorong Publik
Lantaran radikalisme tidak tertuju pada agama tertentu, maka atas usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan agar mencari sebutan lain bgai pelaku tindakan tersebut.
"Karena subjeknya tidak tertuju pada penganut kelompok atau agama tertentu, maka kemarin presiden mengusulkan meskipun tidak menjadi keputusan tetapi sekedar memberi ilustrasi, presiden mengatakan bahwa penganut radikal atau radikalisme itu memang bukan agama tertentu sehingga mungkin perlu dicari sebutan lain," papar dia.
Jokowi sempat memberikan satu contoh nama lain bagi pelaku tindak radikalisme, yakni manipulator agama.