Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Calon Kapolri dan Istri Terdiam, DPR: Istri Jangan Sampai Bintang Empat Setengah

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Polisi Idham Azis bersama Fitri Handari

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Calon Kapolri Komjen Pol Idham Azis dan istrinya Fitri Handari. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Polisi Idham Azis bersama Fitri Handari, istri, mengaku kaget ketika namanya muncul sebagai calon Kapolri. Idham menjadi orang nomor 1 di korps Bhayangkara setelah Tito Karnavian ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Dalam Negeri.

Lulusan Terbaik Lemhannas RI Tahun 2019 Diundang Pemerintah Singapura

"Ketika kami mendapat kabar (Idham Azis sebagai calon Kapolri, Red), kami benar-benar kaget, karena pembicaraan ini tidak ada di keluarga kami. Mimpi pun tidak. Kaget berdua. Dan kami diam, lihat-lihatan," ujar Fitri Handari bercerita kepada Komisi III DPR RI yang bretamu ke kediaman Idham di Jalan Panglima Polim III, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).

Komisi III DPR mendatangi kediman Idham sebagai bagian dari proses uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri. Penetapan Idham menjadi Kapolri akan dilakukan dalam Rapat Peripurna DPR RI, Kamis ini.

Komjen Idham Azis menceritakan detik-detik dirinya diminta menjadi calon Kapolri oleh Presiden Joko Widodo. Idham mengatakan, dia tak memiliki firasat akan dipanggil Presiden Jokowi untuk menggantikan posisi Tito Karnavian sebagai Kapolri.

Hal ini disampaikan Idham, ketika menjawab pertanyaan dari anggota Komisi III Fraksi PKS Aboe Bakar Al Habsyi terkait perasaan Idham saat dipanggil presiden ke Istana untuk menjadi calon Kapolri.
"Saya tidak ada firasat, sama seperti yang istri saya bilang jangankan niat, mimpi pun kami tidak (jadi Kapolri)," kata Idham.

Komisi III DPR telah selesai melakukan wawancara terhadap keluarga calon Kapolri Komjen Idham Azis. Wawancara ini bagian dari rangkaian uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test. Setelah itu, uji kepatutan dan kelayakan akan dilanjutkan pukul 14.00 di ruang Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Jam 2 siang kami akan lakukan fit and proper test," kata Ketua Komisi III DPR Herman Hery (Fraksi PDIP).

Gara-gara Miras, Samuel Aniaya Melky Dengan Parang

Saat didatangi Komisi III DPR RI, kemarin, Idham dan Fitri, duduk berdampingan di sebuah kursi. Di samping Fitri, duduk pula Firda Athira Azis, putri ketiganya. Sementara di samping Idham, ada Ilham Urane Azis, putra sulung, yang mengenakan seragam taruna Akademi Kepolisian. Idham dan Fitri dikaruniai empat anak. Dua lainnya adalah Irfan Urane Azis (putra kedua) dan Pandu Urane Azis (bungsu).

Sebagai seorang istri dari perwira tinggi Polri, Fitri menggambarkan sosok Idham adalah suami yang memiliki sifat keras. Meski begitu, dia tak merasa itu jadi problem besar di keluarga.

"Bapak memang cukup keras dan (umur) kami beda cukup jauh. Namun, di situlah bapak punya prinsip, jadi istilahnya ngemong," ujar Fitri.
Idham yang memang mobil atau fleksibel dalam bertugas diamini sang istri. Jarak dan waktu yang digunakan Idham untuk mengabdi kepada masyarakat tak membuat Fitri mengurangi rasa sayang kepada calon Kapolri.

"Tugas saya sebagai istri adalah mendorong bapak untuk melakukan kinerja terbaik jika mendapatkan amanah seperti itu. Dan selain menjadi ibu, saya juga menjadi bapak bagi anak-anak di rumah. Tidak mudah tapi jika ada komitmen, anak-anak bakal mengerti," ujarnya.

Idham pun memuji balik sang istri. Dia mengakui sosok dominan dalam tumbuh kembang anak-anaknya kini adalah peran dari Fitri Handari. "Banyak orang bilang, anak kamu hebat-hebat. Kata saya bukan saya yang hebat, mamanya yang hebat. Tapi saya juga hebat, karena bisa cari maama yang hebat," pungkas Idham disambut tawa.

Batal Bertemu Ketua KPK

Idham menceritakan, dia menerima telepon dari pihak istana ketika akan berangkat untuk bertemu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo. Menurut Idham, pihak istana meminta dia untuk segera bertemu Presiden Joko Widodo pada suatu hari, pukul 13.15 WIB.

"Mungkin kami sedang di jalan jam 11.20, tiba-tiba ditelepon ADC RI 1 (ajudan presiden), karena saya pernah jadi Kapolda metro jadi saya kenal ADC RI 1," kata Idham.

"Beliau hanya mengatakan 'bapak di mana?' Saya menuju ke KPK karena sedang berjanji bertemu dengan Agus Rahardjo. Kebetulan ajudannya itu Kombes Adi Vivid terus beliau bilang 'Jam 13.15 ditunggu di istana," sambung Idham.

Ingin Gelar Juara Harry Kane? Tinggalkan Tottenham Hotspur, Saran Pundit Sepakbola

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved