Ikatan Dokter Indonesia Protes, Dokter Terawan Cuek, Jokowi Tak Ambil Pusing Soal Jabatan Menkes
Dokter Terawan cuek dan Presiden Jokowi tak mau ambil pusing surat Ikatan Dokter Indonesia yang protes soal posisi Menteri Kesehatan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dokter Terawan yang menjadi Menteri Kesehatan dalam Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin menjadi perhatian publik.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak dokter Terawan sebagai Menteri Kesehatan.
Terkait penolakan IDI terhadap pelantikannya sebagai menteri kesehatan, dokter Terawan nyatanya tak mau ambil pusing.
Begitu juga Presiden Jokowi yang baru saja melantik menteri-menterinya pada Rabu (23/10/2019) di depan Istana Merdeka.
Di balik sosoknya yang kini dikenal sebagai Menkes, dokter Terawan bukanlah sosok yang sembarangan.
Sosok dokter Terawan ini dikenal dengan sepak terjangnya yang cemerlang di dunia medis.
• Komposisi Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju, Parpol, Profesional, TKN dan Relawan Jokowi-Maruf
• Daftar 32 Nama Calon Menteri Jokowi-Maruf Amin Untuk Kabinet Kerja Jilid II
• Dokter Terawan Menteri Kesehatan, Dipecat IDI Karena Metode Cuci Otaknya, Malah Diakui Internasional
Sebelum menjabat posisi Menkes, dokter Terawan adalah dokter yang sempat menjadi sorotan publik lantaran pernah mendapat perintah langsung dari Presiden Jokowi untuk menangani Almh Ani Yudhoyono saat berjuang mengidap kanker darah.
Dilansir Sosok.ID dari Grid.ID, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat itu langsung menugaskan dokter Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI untuk menangangi langsung (Alm) Ani Yudhoyono.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto bahkan adalah salah satu pasien langganan dokter Terawan.
Di balik sosoknya yang kerap dipercaya menangani berbagai masalah kesehatan para pejabat negara, rupanya dokter Terawan ini punya catatan buruk dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Melansir Majalah Intisari, tahun 2008, dokter Terawan pernah dipecat atau diberhentikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode terapi 'cuci otak' yang tengah ia kembangkan.
Terapi 'cuci otak' dengan Digital Substraction Angiography (DSA) yang ia kembangkan diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.
Namun, metode 'cuci otak' yang dikenalkan Terawan ini rupanya menuai pro kontra lantaran dianggap memiliki resiko yang begitu tinggi dan belum teruji klinis.
Imbasnya, IDI sempat memberikan sanksi kepada dokter Terawan yaitu berupa pemecatan dari keanggotaan selama 12 bulan.
Dikutip Sosok.ID dari Tribunnews, Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/menteri-kesehatan-dokter-terawan-agus-putranto.jpg)