Moms, Jangan Langsung Melabeli Si Kecil 'Egois'
Sebagai orangtua, Moms pasti khawatir bila Si Kecil nantinya tumbuh menjadi anak yang sulit untuk berbagi dengan sesama.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pernahkah Moms melihat Si Kecil bersikap egois? Misalnya tidak mau berbagi makanan pada saudara atau temannya.
Mungkin pada awalnya Moms bisa memaklumi hal tersebut.
Tapi, sebagai orangtua, Moms pasti khawatir bila Si Kecil nantinya tumbuh menjadi anak yang sulit untuk berbagi dengan sesama.
Namun, tahukah Moms bahwa masa egosentris memang dialami hampir semua anak, terutama balita.
Sifat egois yang muncul pada diri anak ternyata bukan berarti belum memahami artinya berbagi, melainkan karena perkembangan otaknya yang memang belum sempurna.
Para peneliti yang mempelajari tentang perilaku pada anak-anak menemukan, meski sudah paham manfaat berbagi kepada temannya, terkadang anak tetap tidak bisa menahan godaan untuk bersikap egois.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Sifat Ambisius Tak Melulu Negatif, Begini Pola Asuh yang Bijak untuk Melatih Jiwa Kepemimpinan Si Kecil
Pemindaian pada otak menemukan bahwa hal itu terjadi, karena area otak yang berkaitan dengan fungsi reward pada balita belum matang.
Penelitian itu dilakukan terhadap 146 anak yang berpartisipasi dalam dua permainan berpasangan.
Pada anak-anak yang sudah lebih besar, kemampuan mereka untuk berbagi dan bernegosiasi dengan temannya lebih baik ketimbang anak yang lebih muda.
Kemampuan berbagi itu ternyata akan berkembang seiring kematangan otak anak Moms.
Hal itu dibuktikan ketika para peneliti melakukan pemindaian otak terhadap anak-anak yang sudah tidak terlalu egois dibanding temannya.
Kematangan area otak yang disebut dorsolateral prefrontal cortex, terletak di sisi kiri otak, yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengontrol impuls.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/ilustrasi-anak-tantrum-dan-marah.jpg)