Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kunjungan Kardinal

Dipilih Jadi Kardinal, Mgr Suharyo Ungkap Kisah Saat Cueki Panggilan Telepon Duta Besar Vatikan

Kardinal bergelar akademik Profesor Doktor itu juga memberikan keterangan bahwa Paus menghargai Indonesia dengan jumlah umat muslim terbesar di dunia.

Penulis: | Editor: maximus conterius
Tribun Manado
Kardinal Mgr Ignatius Suharyo berdialog dengan tokoh umat Katolik di Wisma Keuskupan Manado, Selasa (22/10/2019). 

Kata dia, Mgr Soegiapranata (pahlawan nasional) pada tahun 1947 telah menulis agar kemerdekaan Indonesia diakui.

Tahun 1949 saat ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta, Mgr Soegiapranata, Uskup Semarang, juga turut berpindah ke Yogyakarta.

Lelaki asal Sedayu, Yogyakarta, itu menceritakan Paus biasanya melantik kardinal pada bulan November. Tahun ini secara simbolis, Fransiskus melantik pada pada Bulan Misi Luar Biasa.

Uskup Suharyo Cerita Soal Pengorbanan Kelinci

Pada 4 Oktober juga dirayakan Santo Fransiskus Asisi, nama yang diambil Paus untuk namanya kepausannya.

Pada tanggal 6 Oktober juga diadakan sinode para uskup yang membahas wilayah Amazon. Untuk itu Paus secara simbolis ingin para kardinal memperhatikan lingkungan hidup.

Suharyo yang menjadi Uskup Agung Jakarta sejak 29 Juni 2010 juga mengungkapkan adanya penghargaan kepada mereka yang berumur 80 tahun ke atas.

Ada kardinal yang dalam hidupnya banyak memperhatikan dialog antariman, ada pula kardinal asal Luxemburg yang pernah bermisi ke Jepang. Banyak kardinal juga dari dunia ketiga.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Bertemu Paus di Vatikan, Ini yang Disampaikannya

Uskup Ordinariat Militer Indonesia itu mengatakan, ada pesan di balik semua ini.

Ia kembali mengingatkan kata-kata pembukaan dalam Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II “Gaudium et Spes”.

“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.”

Ia mencontohkan soal perubahan iklim.

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staqut Ajak Paus Fransiskus Gelar Temu Tokoh Agama Dunia

Pada bulan Juli di Belanda, suhu mencapai 49 derajat celsius. Walau begitu, banyak negara maju belum menyadari.

Ia menceritakan, seorang Jerman mengatakan jumlah kalori yang dibutuhkan masyarakat negara maju setahun sudah habis hanya sampai bulan Mei. Sisanya memeras negara berkembang.

Baginya itu tidak adil. 

Ia menceritakan contoh lain soal kopi bermerek. Petani hanya mendapat tujuh persen dari keuntungan bisnis kopi itu.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved